DEPOSTJABAR.COM,- Dibalik 98 merupakan debut Lukman Sardi sebagai seorang sutradara. Lukman secara tegas menjelaskan bahwa film besutannya bukanlah film yang mengungkap fakta baru dibalik peristiwa kerusuhan bulan Mei 1998.
Film yang dibintangi oleh Chelsea Islan dan Boy Williams itu justru mengusung genre drama percintaan. Tragedi 1998 hanya dijadikan lantar belakang percintaan sejumlah tokoh di film ini.
Lukman mengakui penggunaan judul Dibalik 98 merupakan kesepakatan antara dirinya, penulis cerita dan produser. Menurut Lukman, Dibalik 98 tidak serta merta diartikan sebagai film yang mengupas tuntas tragedi lengsernya mantan Presiden Soeharto.
“Dibalik 98 vesi siapa? Kalau menurut saya, 98 versi keluarga yang ada di film ini. Saya nggak mau fokus ke apa yang terjadi di 1998. Bukan kapasitas saya. Kalau mau kupas tuntas peristiwa 1998 dan dijadikan film itu butuh riset panjang. Bahkan sampai sekarang pun apa yang terjadi di tahun 1998 belum tuntas terungkap,” kata Lukman usai pemutaran terbatas film ini di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (7/1).
Meski tragedi 1998 hanya dijadikan sebagai embel-embel film, namun Lukman dan tim penulis tetap melakukan riset. Seluruh adegan yang berkaitan dengan peristiwa 1999, kata Lukman bisa dipertanggugjawabkan karena diambil dari sejumlah buku yang menceritakan kejadian itu.
Lukman dan tim penulis menggunakan buku Mantan Presiden BJ Habibie berjudul Detik-Detik Yang Menentukan dan buku Para Komando karya Sintong Panjaitan sebagai referensi. Wawancara dengan jumlah saksi peristwia itu juga dilakukan untuk memperkuat setiap adegan.
“(Adegan) Pertemuan antara Pak Harto dengan Pak Habibie itu diambil dari buku Pak Habibie,” terang Lukman.
Bak film The Interview, Dibalik 98 juga menuai kontroversi. Sejumlah pihak, terutama para aktivis yang ikut dalam aksi menurunkan Soeharto menilai film karya Lukman itu telah menyesatkan sejarah bangsa.
