Bagian 19, Kerajaan Demit di Pabrik Gula Terbengkalai

DEPOSTJABAR.COM,- “Mas, onok ndas kelontong gok lemarimu” (mas ada batok kepala dilemarimu)

Mas Fadhil hanya memandang mas Anton, tampak tidak terkejut. “wingi lak wes tak warah, mari sholat turu ae gok kamar” (kemarin kan sudah tak bilangin, selesai sholat tidur saja)

Rupanya, mas Fadhil sudah tau. Ia tahu, penghuni di rumah ini.

Mas Fadhil akhirnya menceritakan semuanya. Katanya, alasan kenapa memilih kamar di belakang karena kamar itu penghuninya paling jahil, dan emmang suka menganggu.

Namun, kamar lain penghuninya lebih ke tidak ramah. Mas anton yang mendengar itu, wajahnya jadi tegang.

Mas Fadhil mikir mas Anton. Karena, kalau mas Anton dapat kamar yang di belakang takutnya bisa dijahilin abis-abisan.

 “lho terus nggok kamarku ra onok ta mas?” (lho, yang dikamarku memang tidak ada ta mas?)

“Onok. Tapi nek aku ngomong, awakmu isok girab-girab” (ada, tapi kalau tak kasih tahu, takutnya nanti kamu bisa kepikiran terus)

Hari itu juga, mas Fadhil bercerita. Katanya, ada sesuatu yang tidak kasat mata dan ini atas pengetahuannya tentang pabrik ini.

“sampeyan tau eroh seng jenengane, kerajaan demit” kata mas Fadhil.

“kerajaan opo toh mas” (kerajaan apa maksudnya mas?)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *