Bagian 24, Kerajaan Demit di Pabrik Gula Terbengkalai

DEPOSTJABAR.COM,- Jadi, karena mas Fadhil mendalami ilmu kebatinan sejak duku, banyak jin yang ingin menjadi bagian dari mas Fadhil.

Namun, ia menolak karena itu adalah awal kesyirikan. Mas Fadhil mempelajari ilmu kebatinan seraya hanya untuk mejaga diri dari marabahaya bukan untuk mendapat ilmu yang kelak akan menyusahkan raga manusia ketika mati kelak.

Jadi, makhluk ini, kini terus menggoda mas Fadhil. Mas Fadhil akhirnya resign, setelah ia tahu, bila terus berada disini, akan membahyakan dirinya. Terlebih ketika di salah satu mimpinya, mas Fadhil meliat gurunya yang sudah meninggal menguruhnya pulang dan membuka ladang.

Ketika pamit dengan mas Anton, mas Fadhil hanya berujar,

“tetap dekat sama yang kuasa, jangan hiraukan mereka, insya allah kamu kuat, Ton”.

Namun disinilah, awal dari tanda-tanda balak (bencana) mulai bermunculan.

Semua orang pasti tahu, bagaimana pabrik gula berproduksi. Umunya, pabrik gula tidak akan menjadwalkan untuk masuk di shift mala mini termasuk untuk karyawan.

Namun, ada sebuah pengumuman baru, dimana akan diberlakukan shift malam bagi para pekerja. Anehnya, para pekerja yang dimaksud yang bukan berasal dari karyawan pabrik, melainkan karyawan broongan.

Mas Anton mendapat intruksi untuk mulai fokus berjaga di pos Selaran. Dimana nanti zona inilah yang akan bertugas memproduksinya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *