Bagian 24, Kerajaan Demit di Pabrik Gula Terbengkalai

Setiap malam, mas Anton kepikiran akan hal ini, karena pada umumnya pabrik gula akan mulai sibuk saat kemarau. Dimana produksi etebu melimpah ruah sebagai bahan baku yang akan di produksi.

Yang jadi masalah, untuk apa pabrik memperkerjakan borongan pada musim hujan? Setiap kali mas Anton bertanya kepada pak Edi, ia selalu menjawab tidak tahu.

Disinilah, semua ini seolah menjadi beban pikiran mas Anton. Rupanya, firasat mas Anton semakin lama semakin menganggu. Ditambah, setiap malam, mas Anton mendengar ada hal yang tidak beres.

Ini terjadi, ketika suatu malam, ada yang menggedor-gedor pintu rumahnya. Disini, mas Anton sampai bingung, siapa yang bertamu malam-malam begini. Meski sudah di acuhkan, ketukan pintu itu seolah olah terus terdengar.

Karena penasaran, mas Anton mengintip dari celah jendela utama di ruang tamu. Namun, tidak ada siapapun disana, kecuali kegelapan kosong di halaman rumah. Tetapi, ketukan itu akan terdengar lagi dan lagi setiap mas Anton berada di dalam kamar.

Semua orang jawa tau akan sebuah pertanda yang bernama “Dayoh” atau berarti tamu. Bila seseorang mengetuk pintu namun tidak ada siapapun disana, hal itu bisa menjadi sebuah pertanda akan adanya sesuatu yang akan terjadi.

Hari itu juga, mas Anton sampai harus menunaikan shalat malam. Karena, firasatnya seolah-olah terus mengganjal pikirannya. Benar saja, di samping jendelanya, mas Anton mendengar suara anak-anak kecil tampak sedang bermain.

Bersambung… (Bersumber dari Twitter @simplem81378523 / PARISAINI R ZIDANIA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *