Kisah Sewu Dino, Bagian 22

DEPOSTJABAR.COM,- (sebenarnya, keluarga yang mengirim santet ini, masih mencari dimana keberadaan Dela. Itulah alasan kenapa saat menyembunyikannya disana, karena tempat itu terlalu ramai untuk mencari keberadaan Dela. Karena, Dela tidak akan bisa meninggal bila sang Banarogo belum bertemu dengan sengartutih, Dela belum bisa mati, secara otomatis, santet ini belum akan menghabisi keluarga Atmojo).

“Sinten sengartutih niku? (siapa sengartutih itu?).”

“Sing sak iki, tangi, nek Dela gak di cancan tali ireng iku (yang sekarang bisa bangun sewaktu-waktu, bila Dela tidak di ikat tali hitam itu). “Jadi?” Tanya Sri.

“Kari ngenteni waktu, kanggo tekane Banarogo, nggoleki bojone Sengartutih sing onok nang awake Dela (Tinggal menunggu waktu, datangnya Banarogo untuk mencari isterinya- Sengartutih yang ada di tubuh Dela saat ini, bila dia sudah menemukannya, keluarga Atmojo, sudah tamat!!).”

Bagi Sri, apa yang baru saja diucapkan oleh mbah Tamin persis seperti dongeng anak kecil yang serba ingin tahu sebuah kenyataan dari dunia yang tidak dapat ia lihat, rasa seperti kenapa ada hal-hal yang tidak masuk akal seperti ini. namun, persepsi itu harus dipertimbangkan lagi.

Terutama, saat Sri melihat wajah Dini, ia menampilkan ekspresi yang ketakutan yang tidak pernah ia saksikan sebelumnya, ibu dari 2 anak. Satu-satunya yang Sri tuakan, meski usia mereka hanya berbeda 2 tahun, Dini memiih menikah muda. Dan hal itulah yang membawanya ke tempat ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *