Kisah Horor Desa Gondo Mayit, Bagian 3

DEPOSTJABAR.COM,- Damar sudah kembali, mereka pun melanjutkan perjalanan. Rencananya sendiri, mereka harus sudah menempuh setengah dari jalur pendakian, yang menurut Damar, bila di lihat dari lama jam mereka berjalan, tidak jauh lagi…

Erik lebih sering diam. Hal ini membuat Damar penasaran. Asap rokok mencoba mencairkan suasana. Namun, Erik lebih memilih diam, sesekali dia mencuri pandang ke belakang yang jelas-jelas tidak ada siapapun kecuali Damar.

“Onok opo Rik?” (ada apa Rik?)

“gak onok” (gak ada)

Damar tahu, Erik sedang berbohong. Barulah, ketika sampai di tanah lapang, yang artinya pos kedua atau tempat yang biasa digunakan sebagai penakaran satwa sudah dekat, Erik baru membuka suara.

“onok kuntilanak Dam”

Kaget, namun Damar tidak mencoba menanggapi. Ua hanya melihat erik lebih pucat.

Seteguh air dalam botol setidaknya mampu menenangkan Erik. Setelah di rasa cukup dan Erik menjadi lebih tenang, ia bercerita bagaimana ia bisa mlihat makhluk itu.

Damar yang sekarang memimpin, disinilah keanehan itu terjadi. Pos yang seharusnya tidak jauh dari tanah lapang mendadak tidak ada.

Hampir dua jam, Damar dan Erik hanya berada do area itu dan itu terus, hal itu membuat mereka akhirnya berpikr utnuk menginap disana.

Terlepas dari apa yang mereka alami mala mini, mereka memutuskan pasrah. Hingga, terdengar suara langkah kaki menghentak dan sontak membuat mereka terjaga.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *