DEPOSTJABAR.COM (TASIKMALAYA).- Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Tasik terus bertambah dan data dari Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, jumlah kasus DBD di kota Tasikmalaya dari bulan Januari hingga Maret 2024 tercatat sebanyak 188 kasus dan 1 orang meninggal dunia akibat DBD.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Tasikmalaya, dr Uus Supangat membantahnya isu bukan DBD, akan tetapi korban mempunyai penyakit lain dan penyakitnya itu belum masuk ke Dinkes.
Menurut Uus Supangat, kasus DBD pada bulan Januari tercatat sebanyak 72 Kasus, Februari tercatat sebanyak 104 Kasus dan bulan Maret tercatat sebanyak 12 kasus.
“Memang Trend DBD di Kota Tasikmalaya hingga saat ini terus mengalami penambahan yang cukup signifikan, akan tetapi kita tetap harus waspadai jangan sampai DBD ini naik terus dan kita harus tekan semaksimal mungkin dan yang paling penting siklus DBD ini selalu terjadi setiap tahun terutama di masa musim penghujan,” ungkap Uus Supangat kepada Depostjabar.com, Kamis(7/3/2024).

Kata dia, paling penting masyarakat jangan hanya mengandalkan kepada fogging, tetapi harus menggunakan obat abatte, serta harus menjaga lingkungan, kebersihan air serta memberantas sarang nyamuk seperti menguras, menutup dan mengubur (3M).
“Kita juga harus lakukan pemberantasam sarang nyamuk Mandiri, karena kebanyakan dari kasus DBD yang ada yang kami kunjungi kesetiap rumah-rumah untuk survelen, ternyata sarang nyamuknya itu tidak jauh dari lingkungan sekitar yakni dengan adanya genangan air yang ada di rumah, disfenser, tempat penampungan, sisa pembuangan di air es,” ucap Uus.
“Nah ini bisa kita maksimalkan pencegahan dan pengendalian DBD ini lewat pemberantasan sarang nyamuk secara mandiri, karena gerakan di Puskesmas, Kelurahan sudah dilakukan tinggal kesadaran masyarakatnya yang belum menunjukan arti kebersihan lingkungannya,”tambahnya.
Sementara data yang paling tinggi kasus DBD itu berada di wilayah yang padat lingkungan yakni di Kecamatan Tawang dan Kecamatan Cipedes, tetapi yang kasusnya sedikit jangan sampai santai-santai, tapi kita harus lebih ditingkatkan lagi, Karena kasusnya merata di 10 Kecamatan.
“Untuk pemberantasan sarang nyamuk lebih baik melakukan pemberantasan secara mandiri, karena kalau disemprot menggunakan Foging akan menimbulkan resisten terhadap nyamuk itu sendiri, kalau kita tidak hati-hati terhadap obatnya dan akan menimbulkan problemetika tersendiri dan DBDnya masih tetap ada,” tandas Uus.(M.Kris)