Momentum Hari Film Nasional Bangkitkan Kembali Nonton di Bioskop

DEPOSTJABAR.COM (BANDUNG).- Hari Film Nasional (HFN)  bertepatan pada pertama produksi Film karya  Bapak perfileman Indonesia, Usmar  Ismail  pada tahun 1950 yang berjudul Darah dan Doa, yang akan diperingati 30 Maret 2023.

Seperti yang diungkapkan oleh tokoh film nasional,  Dewi Parta. Menurut dia, Hari Perfilman Nasional harus dimaknai dengan kembali ke bioskop.

“Untuk saya pribadi Hari Film Nasional dimaknai dengan Kembali Nonton Ke Bioskop, seperti, Bioskop Majestic yang terletak di Jln Braga no 1 Bandung adalah gedung bioskop pertama di kota Bandung dan menjadi saksi sejarah di putarnya film pertama Indonesia Film Loetoeng Kasaroeng pada tahun 1926,” ucap Dewi, Selasa(28/3/2023)

Kota Bandung saksi bisu merupakan awalnya perkembangan film Indonesia. “Harapan saya Bioskop Majestic di jadikan Musium Film Indonesia yang ada di kota Bandung,” jelasnya.

Karena, kata Dewi Parta,  penonton memiliki peranan penting dalam kemajuan  Perfileman Indonesia .Sebagai motivasi para insan Film Indonesia dalam meningkatkan kwalitas  Perfileman Indonesia, penonton bagian  juri terbaik dalam menilai hasil sebuah karya film secara tidak langsung dan tentu antusias banyaknya penonton  menjadi tolok ukur kesuksesan sebuah film di seluruh dunia .

“Perfilman harus menjadi perhatian kita semua Bioskop saat ini terseok seok kalah bersaing dengan film layar sentuh yang mana ribuan film dari seluruh penjuru dunia ada dalam satu gadged,” keluhnya.

Dewi Parta kedua dari kanan foto bersama dengan Roy Marten, Boy Tirayoh dan artis lainnya setuju dalam HFN dapat mengangkat kembali masyarakat Indonesia gemar nonton film di Bioskop. (foto:ist)

Lain dari pada itu di era digitalisasi ini,sangat berpengaruh peranan bioskop bagi para aktor dan artis film dalam nilai jual sebagai aktor.

“Aktor aktris film luar negeri nilai jualnya sangat fantastis hingga kekayaannya menjadi sorotan dunia, karena kondisi saat ini banyak para aktor aktris film Indonesia terpuruk bahkan popularitasnya mulai meredup, dan tentu nilai jualnya pun menurun terkalahkan oleh YouTubers Tik toker selegram yang memiliki folowers jutaan,”

Di dalam masyarakat umum sering menyalah artikan arti dari Aktor dan Artis. “Saya pernah bincang bincang bersama aktor kawakan legendaris Roy Marten beliau menyampaikan bahwa aktor film dan  YouTubers sangat berbeda peranannya,” ujar Dewi kembali.

Aktor ataupun artis yang memerankan dalam sebuah film layar lebar. YouTubers,Tik toker ataupun selegram dinamakan selebritis.

Dengan demikian peranan seluruh instansi dan berbagai elemen sangat lah penting dalam mengangkat kembali film Indonesia agar menjadi tuan rumah di negeri sendiri .

Para insan film harus lebih kreatif inovatif serta mampu memikat masyarakat Indonesia dengan mengikuti teknologi yang semakin pesat  dalam memproduksi sebuah film .

“Marilah kita bangkitkan kembali nongton di bioskop. Lebih seru lebih asik dan penonton ikut hanyut dalam cerita, film kita budaya kita. Aku cinta film Indonesia,” ungkapnya. (Bagdja)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *