Bagian 12, Kerajaan Demit di Pabrik Gula Terbengkalai

Danar lantas kaget untuk ebebrapa saat. Sampai akhirnya ia bisa menguasai dirinya karena sepertinya beliau tidak akan menyakitinya sama sekali. Namun lebih ke menunjukan jalan.

Danar akhirnya mengikutinya. Ia dibawah ke sebuah gedung baru lagi. Disana, ia melihat Endah tersungkur dengan memegang kakinya. Danar yang melihat itu langsung menghampirinya.

Betapa khawatirnya Danar, Endah merintih menahan sakit. Ru[amua, waktu Endah mencari Danar, ia tidak sengaja lompat dari pijakan.

Pijakannya tidak terlalu tinggi. Namun, kaki Endah seperti sehabis dipukul dengan benda yang keras sekali.

Yang ia ingat, di tengah Endah menahan sakit, ia hanya bilang.

“Celuken mas Uji” (panggilkan saja mas Uji)

Mas Uji adalah kakaknya Endah. Danar tidak paham maksudnya. Jadi akhirnya, ia lari ke gerbang. Namun, belum sampai gerbang, ia papas an dengan mas Uji yang buatnya bertanya-tanya. Kenpa orang ini bisa ada disini.

Mas Uji manggil Danar. “Loh nang ndi Endah, gak maen ambek awakmu tah?” (loh dimana Endah, bukannya kalian maen bareng?”

“Endah tibo mas, nang kono” (Endah jatuh mas, disana) teriaknya. Akhirnya mas Uji lari.

Disana, kakinya Endah sudah bengkak sekali. Danar pun sudqah tidak melihat kakek-kakek itu lagi.

Sesampainya di rumah, bapaknya Endah marah besar sama Danar. Hal itu terdengar hingga telinga bapak Danar, ia pun di marahin habis-habisan. Namun, dari semua kejadian iyu, banyak hal janggal terjadi.

Yang pertama adalah salam dari Endah.

Bersambung… (Bersumber dari Twitter @simplem81378523 / PARISAINI R ZIDANIA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *