Bagian 14, Kerajaan Demit di Pabrik Gula Terbengkalai

“itu adalah karyawan pabrik yang gantung diri” ucap pak Sarip pelan.

“sejak kecil, saya bisa meihat hal-hal seperti itu. Bahan, waktu saya nyopir di banyuwangi buat a,bil teu, saya gak pernah takut. Sampau saya ditemani pocong di alas purwo, saya biasa saja, toh apa sih yang bisa dilakukan oleh pocong, palingan cuma bikin kita kaget dan bau peseing”

“tapi petang itu, hawanya benar-benar tidak biasa. Seperti ada sesuatuyang sangat menakutkan. Jauh lebih menakutkan ketimbang genderuwo, kuntilanak, pocong. Alah iku yo mek ecek-ecek”

“TAPI YANG DISINI” mendadak pak Surip menegaskan suaranya.

 “BUKAN SEKEDAR DEMIT, konon sopo wani ndelok demit iki, nyowo taruhane” (siapa berani melihat iblis ini, nyawa taruhannya)

“itu apa to pak lek” kata Danar penasaran.

“rojone dedemit nang kerajaan iki” (rajanya demit yang ada di kerajaan ini)

“kerajaan apa maksudnya pak lek?” Danas masih penasaran.

“ngger, tak kasih tau, di dalam pabrik ini, ada sebuah kerajaan tak kasat mata, sebeanrnya saya tau dari dulu, sudah terasa setiap masuk kesini”

“tapi, tidak ku sangka, yang ada disini rupanya adalah Aji Manunggal” kata pak Surip.

“apa itu Aji Manunggal? Kata Danar.

“Dulu, yang seperti ini sudah jadi bagian budaya kita orang jawa, nyembah mereka, dan tempat mereka memang seharusnya gak disini, tapi sejak di usik”

“sejak dihabisi, kemudian agama mulai dikenal, mereka akhirnya menyebar. Manunggal itu Cuma kiasan, yang artinya makhluk ini sudah hidup jauh sekali dari usia manusia. Bisa dibilang, tempat mungkin dari tempat yang jauh semacam pelarian”

Bersambung… (Bersumber dari Twitter @simplem81378523 / PARISAINI R ZIDANIA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *