De no adalah orang yang tidak pernah tersenyum. Tapi, yang perlu Danar tau adalah maksud dari ucapan beliau.
“Pak de, kerajaan yang dulu pak de pernah ceritakan itu asli atau tidak?” tanya Danar.
“gak usah takok, awakmu yo gak bakal paham” (gak usah tanya, kamu juga tidak akan bisa paham) dengan nada ketus.
“pak de, bisa ceritakan itu lagi”
Belum selesai Danr bicara, de no tiba-tiba ngomong.
“koncomu wes bakal pincang seumur hidup”
“Endah pak de namanya.” Jawabnya. “siapa yang melakukan itu pak De”
“apa itu pak de” tanyanya.
“wami ndelok ta awakmu, nek wani ayok tak jak engkok bengi” (berani lihat ta kamu, kalau berani nanti ikut)
“mboten pak de” kata Danar menolak ajakan itu mentah-mentah.
“cah bagus” “gak banyak orang bernai lohat Rogo joglok, sebenarnya koncomu itu beruntung, yang dia temui baru rogo joglok”
Danar langsung bingung. “beruntung piye to pak de, koncoku di gepuk sampe cacat”
“salah koncomu” kata de no.
“salah pripun pak de”
“sak iki takok” (sekarang aku tanya) “lapo awakmu nyedeki karayatan (kerajaan) demit nek onok perlune”
“nyari layangan pak de, kebetulan layangannya terbangnya kesitu”
“goblok berarti kamu” kata de no, semain ketus.
“layangana rgane piro” (harga layangan berapa?)
“500 ripis pak de” jawabnya.
“nyowomu mok regane 500 ripis” (nyawamu kamu hargai 500 rupiah)
Bersambung… (Bersumber dari Twitter @simplem81378523 / PARISAINI R ZIDANIA)