Bagian 17, Kerajaan Demit di Pabrik Gula Terbengkalai

DEPOSTJABAR.COM,- Tapi, Danar pernah dengar, ada satu kisah dimana ada seseorang yang memiliki pengalaman mengerikan di pabrik itu…

Ia adalah saksi dari sebuah kebakaran hebat yang pernah terjadi di kawasan zona selatan.

Cerita ini diceritakan bapak dari Mas Anton.

Mas Anton adakah seorang pemuda asal Semarang. Beliau, pwrtama kali menginjakan kaki di pabrik ini setelah mendapat rekomendasi dari pamannya yang kebetulan memegang jabatan sebagai salah satu mandor.

Waktu itu, semua sektor di pabrik ini masih bekerja. Belum ada sektor yang di stop.

Mas Anton sendiri mendapat bagian sebagai satpam karena latar belakang pendidikan. Beliau, masih terhitung sebagai karyawan kontrak.

Mas Anton tidak sendiri, karena ia diterima bersama mas Fadhil, putera kota sebelah. Disini, karena mereka berdua dari luar kota, maka wajib hukumnya bagi mereka untuk menempati rumah jaga atau markas Satpam yang ada di area tengah.

Meski namanya rumah jaga, namun kondisi dari luar rumah ini lebih dari layak. Mirip rumah belanda untuk pejabat tinggi. Hanya saja, angkernya tidak tanggung-tanggung.

Siang hari terik, mas Anton diantar dengan mobil lama. Setelah baru di jemmput dari stasiun. Ketika pertama kali melihat pabriknya, ia tergugah, megah dan besar tempatnya ia akan bekerja.

Rasa senang setelah menganggur lama membuat mas Anton bersemangat.

Tanpa bisa menyembunyikan rasa senangnya, mas Anton antusias menyambut uluran tangan pak Edi, kepala satpamnya.

Rupanya, suatu kebetulan, karena Pak Edi juga kedatangan calon satpam lain bernama mas Fadhil.

Mas Anton segera menyambut tangan mas Fadhil. Mereka langsung bisa akrab.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *