Bagian 21, Kerajaan Demit di Pabrik Gula Terbengkalai

DEPOSTJABAR.COM,- Namun, dari semua kisah Mas Anton, ada satu kisah yang tidak akan pernah ia lupakan. Waktu bapak Danar ceritakan.

Entah itu malam jumat kliwon atau apa. sejak keluar dari rumah, mas Anton merasa firasatnya tidak enak.

Ia berjalan menelusuri jalan pabrik yang remang-remang. Bergerak menuju pos jaga yang jaraknya 2 kilometer dari rumah jaganya.

Mas Fadhil yang diajak tukar shift menolak beralasan badannya sedang meriang. Padahal ia tau, malam itu adalah malam dimana semua penghuni sedang ramai.

Di perjalanan, mas Anton mendengar suara orang yang menabuh gamelan, seperti ada pertunjukan ludruk atau wayang. Yang dipikiran mas Anton, siapa yang mengadakan hajatan itu? Desa tetangga kah>?

Namun, ia terdiam. Manakala mengamati ada sesuatu dihadapannya. Seseorang tengah menari di sebuah lahan rumput yang gelap gulita, siluetnya menyerupai penari jaipong.

Namun, suara gamelan terdengar dimana-mana. Mas Anton mendekatinya perlahan. Rasa penasaran sudah membuang akal sehatnya.

Rupanya, penari itu tidak sendirian. Di kanan dan kirinya ramai orang yang melihat.

Kaget, mas Anton mendekatinya. Bagaimana mungkin ada pesta malam begini di dalam pabrik. Sewaktu mendekat, mas Anton mencoum wangi daun kemanhi bercampur wewangian bunga kamboja.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *