Masalahnya, siapa yang ingin bergabung ketika shalat ketika mas Anton menunaikan shalat di dalam kamar.
Takut dan kengerian masuk begitu saja untuk menggoyahkan iman mas Anton. Namun, sebagai muslim yang baik, ia mula mebgeraskan suaranya untuk membaca al-fatihah, menunaikan shalat seolah-olah ada orang di belakangnya.
Ketika tahiyat terakhir dan di tutup dengan salam. Mas Anton terkejut bukan main, karena tidak ada siappun yang berdiri dibelakangnya. Detik itu juga mas Anton hanya bisa beristigfar, berharap siapapun yang menganggunya akan berhenti melakukannya.
Semenjak tinggal di rumah itu, Mas Anton sadar bahwa memang ada makhluk lain selain manusia yang bersifat ghaib dan di agamanya diajarkan akan hal itu. Namun, dalam bathinnya yang paling dalam, ia tahu ia tidak dapat menyembunyikan ketakutannya.
Berbeda dengan mas Anton, bkan berarti mas Fadhil tidak pernah duganggy. Sebaliknya, mas Fadhil mendapat gangguan berupa serangan fisik. Namun namun ia lebih menahan diri dan tidak menceritakan ini pada mas Anton. Kelak, ketika mas Fadhil sudah tidak sanggup, mas Fadhil bercerita.
Bersambung… (Bersumber dari Twitter @simplem81378523 / PARISAINI R ZIDANIA)
Fantastic perspective! The points you made are thought-provoking. For additional insights, check out this link: FIND OUT MORE. What do others think about this?