Bagian 4, Kerajaan Demit di Pabrik Gula Terbengkalai

DEPOSTJABAR.COM,- Dibawah 2 pohon besar asem. Rupanya, mas Hendra tidak sendirian. Ia ditemani oleh sosok yang sangat besar yang dilihatnya nyari seperti pohon asem.

Ternyata, itu adalah kakinya. Tanpa berpikir panjang, mas Hendra langsung kembali berlari. Rumah dinasnya beberapa ratus meter lagi. Ketika akhirnya ia sampai di pintu. Mas Hendra pun langsung pergi tidur ke kamar.

Namun, rupanya, malam mengerikan itu belum berakhir. Lkarena terror yang selanjutnya adalah puncak terror yang membuat mas Hendra angkat kaki dari rumah Dinas khusus supervirsor itu.

Terror pasukan POCONG yang mengerikan. Masih di malam yang sama, mas Hendra berusaha melupakan apa yang baru dia lihat. Seumur dia hidup, ia belum pernah bertemu apalagi melihat hal di luar logika karena sebelumnya ia hanya mendengar dari orang-

Namun, jam 1 dinihari tidak membuat mas Hendra bisa tidu. Sebaliknya, ia masih kepikiran.

Wajah Nona Belanda rupanya benar-benar membuat mas Hendra kepikiran. Wajahnya menakutkan ketika tersenyum terutama ia bisa terbang.

Bagaimana bila dia datang ke rumah ini. hal-hal seperti itu rupanya membuat mas Hendra semakin tidak nyaman. Berkali-kali ia kepikiran untuk pergi tapi kemana.

Rupanya, kecemasan yang merasuki mas Hendra mengaburkan sosok yang memanggul-manggil namanya dari luar kamarnya. Tepar di jendela, mas Hendra mendengar seorang memanggil namanua.

“Mas. Tolong, mas”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *