Bagian Prolog, Kerajaan Demit di Pabrik Gula Terbengkalai

Selain bola tenis, anak-anak juga suka masuk ke dalam pabrik karen asuasananya yang sejuk. Di dalam lahan yang sebegitu luasnya banyak pohon tua dan besar sehingga meskipun siang hari, cahaya matahri tidak bisa menembus dan menciptakan suasana yang damai dan sejuk.

Disana juga terdapat pohin juwet, manga, jambu yang sama sekali tidak pernah di panen. Dibiarkan buahnya masak secara alami karena tida ada orang yang tertaik dengan buah itu selain anak-anak desa.

Berangkatlah anak-anak itu menuju pabrik gula. Jaur yang biasa mereka lalui adalah jalur Timur. Namun, mereka terhenti ketika sampai di jalur Timur. “lok kok tutup” kata Andi.

Mereka baru teringat bahwa hari minggu gerbang timur ditutup. Karena hati minggu adalah wajaktu jemaat gereja untuk berkumpul.

Gerbang Timur identic dengan pagar besi tinggi yang disampingnya ada gereja. “Gereja Jawi Wetan”. Gereja ini tidak kalah tua dengan pabriknya. Konon, k=gereja ini terkenal angker.

Karena Gerbang Timur ditutup, anak-anak pun kebingungan.. si udin akhirnya nyeletuk “Yo opo nek liwat perumahan londo” (gimana kalau lewat perumahan belanda?”

Bersambung… (Bersumber dari Twitter @simplem81378523 / PARISAINI R ZIDANIA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *