Kisah Sewu Dino, Bagian 22

Ke tempat dimana ia harus meniggalkan dua anaknya dan membantu sang suami untuk menutup kehidupan dari buah kecil cinta mereka. Dini, lebih memilih dia sambil menutup luka di daun telinganya yang harus ia relakan di bibir Dela atau mungkin Senggartutih.

Setelah penjelasan mbah Tamin yang dirasa Sri bahwa ada beberapa hal kecil bagian yang seakan tidak diceritakan. Membuat Sri merasa orang tua ini memiliki tujuan sendiri, tidak dapat ditebak, tidak dapat diterka. Namun, sorot matanya seakan memberitahu ada sesuatu yang ia tutupi.

“Wes mari to ndok penjelasan nek wes dirasa mari, ibuk pamit, engkok ben sugik sing mgeterno awakmu karo, nang Dela (sudah selesaikan penjelasannya nak, kalau sidah, ibu mau pamit, nanti biar Sugik yang mengantar kamu ketempat dimana Dela berada).”

Mbah Krasa akhirnya pergi, Mbah Tamin juga turut undur diri. Ia membatakan bahwa setelah ini, apa yang mereka alami di rumah gubuk alas itu, masih belum ada apa-apanya. Apa yang akan mereka saksikan dengan mata kepala sendiri, ada kilatan mata dengan sudut bibir melengkung. Mbah Tamin punya rencana lain.

Sugik belum kembali, kabarnya ia akan menjemput sore hari. Sri masih belum tahu dimana Dela sekarang berada. Yang jelas, alas itu bukan tempat dimana Dela disembunyikan lagi. Entah tempat seperti apalagi, Sri merasa ia sedang di persiapakan untuk sesuatu. Sesuatu yang lebih besar.

Apakah hal itu? Lalu dimanakah lagi Dela akan di sembunyikan?* (Bersumber dari Twitter @simplem81378523 / PARISAINI R ZIDANIA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 komentar

  1. I thoroughly enjoyed this piece! The insights provided were not only enlightening but also thought-provoking. Im eager to hear what others think about this. Click on my nickname if youd like to continue this discussion or explore related topics together!