Warga Pasiripis Majalengka Pelihara Domba dan Ayam Dijaga Anjing, Ini Maksudnya

DEPOSTJABAR.COM (MAJALENGKA).- Ratusan Kepala Keluarga di Desa Pasiripis, Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka pelihara domba dan ayam yang dijaga anjing agar aman dari aksi pencurian dan binatang buas lainnya yang berusaha memangsa ternak peliharaan.

Puluhan kandang dibangun dalam satu komplek di lahan pangangonan milik pemerintah desa setempat seluas kurang lebih 1,5 hektare. Bangunan kandang layaknya perumahan, posisinya berderet rapi seolah bangunan kandang ini bertingkat karena bagian bawah atau kolongnya cukup tinggi karena dipergunakan  untuk memelihara ayam serta kotoran domba untuk memudahkan pengambilan kotoran.

Di sana terdapat 30 lebih kandang domba milik para peternak desa setempat. Komplek kandang tersebut dinamai “Kampung Bejing Pasiripis”

Ternak Kambing yang siap di gembalakan di Kampung Bejing. (Foto:ast)

Menurut keterangan peternak, disebut Kampung Bejing, karena kandang domba dibuat satu komplek dengan ukuran yang hampir sama serta setiap peternak memiliki kewajiban untuk piket malam dan mengurus anjing yang menjaga domba – domba tersebut.

Disampaikan peternak Narsan, dulu para pemilik ternak membuat kandang dekat dengan rumah tinggal, ada juga yang dikebun masih berdekatan dengan rumah tinggal.

Namun beberapa tahun lalu pemerintah desa berusaha memindahkan kandang dan melokalisasi kandang ternak warga agar masyarakat bisa hidup lebih sehat serta kotorannya bisa diolah untuk pupuk organik serta memiliki nilai jual tinggi.

Di kampung Bejing Pasiripis setidaknya terdapat 30 lebih kandang domba yang setiap kandangnya berisi 35 ekor hingga 60 ekor domba. Kandang – kandang dijaga oleh anjing serta dibagian bawah kandang terdapat beberapa ayam peliharaan.

Selain anjing yang menjaga kandang, peternak juga setiap malam ada tiga hingga empat orang melakukan piket, tugasnya setiap saat keliling kandang menjaga peliharaan atau saat terjadi gonggongan anjing segera mendekati karena menandakan ada bahaya.

“Anjing ini untuk menjaga kambing dari ancaman pencuri, karena kalau malam ada pencuri, anjing langsung menggonggong, demikian juga saat digembala siang hari anjing ikut di belakang gembalaan,” ungkap  Narsam yang diamini Sarta , Hasan dan Sarman

Semua peternak di pagi hari sekira pukul 09.30 WIB mengeluarkan dombanya untuk digembalakan dibarengi dengan anjing. Menggembala domba bisa berjalan sejauh belasan hingga puluhan kilometer ke perkebunan tebu atau dimana rumput hijau berada.Karena menggembala hampir seharian para penggembala membawa bekal makan dan air minum.

Anjing ini saat domba digembalakan bisa menjaga dari ancaman pencurian. Karena sering terjadi pencurian kambing saat digembala terutama di perkebunan tebu yang suasananya sepi dan terkadang gelap .

“Kalau menggembala kan rata – rata ke perkebunan tebu, karena di sana banyak rumput namun rawan pencurian. Kami sering mengalami kehilangan ternak domba saat digembala karang sekali menggembala ada yang kehilangan dua hingga tiga ekor,” kata Sarman.

Menggembala domba ini baru kembali ke kandang sekitar pukul 16.00 WIB.

Aparat Desa Pasiripis,  Carda mengatakan, di Kampung Bejing terdapat puluhan peternak yang memelihara domba. Para peternak membangun kandang masing – masing karena pemerintah desa hanya menyediakan lahan untuk dibangun kandang agar peternak tidak membangun kandang dekat pemukiman.

“Tempat ini dari jaman dulu adalah kandang, bedanya ketika jaman nenek moyang dulu di sini adalah kandang kerbau bukan domba. Sekarang kami buat kandang domba,” ungkap Carda.

Dia ingin semua peternak memindahkan kandangnya di sana agar pengolahan pupuknya juga dilakukan bersama – sama untuk dipasarkan dengan nilai jual yang lebih tinggi. Saat ini dari jumlah 120 peternak baru puluhan yang memiliki kandang jauh dari pemukiman.

“Selama ini kan kotoran domba dijual karungan seharga Rp 10.000 per karung tanpa di olah. Kedepan inginnya diolah dibuat pupuk organik atau inginnya mengolah sawah tanpa pupuk kimia namun beralih ke organik,” kata Carda  yang akan memperluas kandang dan mengalihkan semua kandang milik peternak ke Kampung Bejing.

Koordinator PPL Kecamatan Kertajati, Ali Imron mengatakan, pengolahan pupuk organik saat ini baru dilakukan salah seorang peternak Tarsono D Mardiana mantan Wakil Bupati Majalengka yang ternaknya hampir berjumlah 300 ekoran.

Tarsono D Mardiana menyebutkan, saat ini pihaknya baru mengolah kompos sendiri untuk memberikan contoh pada peternak lain an melakukan uji coba bertanam palawija yang dipupuk dengan pupuk kandang.

“Kalau melihat kondisi tanaman sekarang cukup bagus walaupun hanya dengan pupuk kandang,” ungkap Tarsono yang membangun kandang di lahan sendiri seluas lebih dari 1 ha.

Menurut para peternak, sebetulnya pupuk kandang bisa juga untuk mengusir tikus di sawah yakni dengan membubuhkan kotoran domba yang kondisinya basah. Tikus – tikus yang akan menyerang tanaman padi akan pergi sendiri dengan mencium bau kotoran domba.

“Hama beurit ge nyingkah ku tai domba baseuh mah komo mun make bulu dombana,” ungkap Narsan.

Mereka ingin kedepan di Kampung Bejing ini tidak sekedar memlihara domba, ayam namun juga megolah pupuk dan menjualnya dengan harga mahal. (Ast)