Buka SJI PWI, Nadiem Makarim Ingatkan Wartawan Tetap Menjaga Kualitas Jurnalisme

DEPOSTJABAR.COM (BANDUNG).- Guna membentuk wartawan yang multitasking, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) bekerjasama dengan PWI Jawa Barat menggelar Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI) yang akan berlangsung selama sepekan dari  Selasa (06/02/2024) sampai Sabtu  (10/02/2027 ), di Aula Gedung PWI Jabar jalan wartawan II Bandung.

SJI perdana  yang dibuka langsung Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi  (Mendikbudristek ), Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A., dikuti 32 peserta dari berbagai kota/kabupaten di Jawa Barat. Hadir pada pembukaan SJI PWI tersebut, PJ Gubernur Jabar, Bey Machmudin, Ketua Umum PWI Pusat, Hendry Ch Bangun, Ketua PWI Jawa Barat, Hilman Hidayat.

Mendikbudristek, Nadiem Makarim menyebut dunia jurnalisme saat ini tengah bersaing dengan Artificial Intelegence (AI) atau kecerdasan buatan. Menurutnya, perkembangan teknologi yang ada saat ini bukan alasan untuk menurunkan kualitas jurnalisme di Indonesia.

Dalam momen itu, Nadiem pun berpesan agar para wartawan tetap menjaga kualitas jurnalisme di tengah disrupsi informasi.

“Tentunya teknologi telah mengubah segala aspek daripada sektor jurnalisme. Disruptif kondisinya. Tapi itu bukan alasan untuk menurunkan kualitas jurnalisme. Kita harus berkompetisi dengan AI sekarang. Kita harus berintegritas, berpikiran kritis, kita harus menulis dengan hati nurani, karena itu yang tidak dimiliki  mesin kecerdasan buatan,” kata Nadiem.

Nadiem pun mengaku, sempat dibuat pusing oleh beberapa publikasi berita online atau daring yang mengasumsikan bahwa dirinya sebagai pembaca yang sedang mengikuti isu tertentu. Di sisi lain, ia baru membaca isu yang tengah mencuat. Menurut Nadiem, publikasi media The Economist yang menurutnya lebih enak untuk dibaca.

“Itu setiap orang dijelaskan, bahkan orang tekenal pun dijelaskan siapa dia. Seolah-olah pembaca tidak mengetahui hal itu. Itu adalah standar jurnalisme yang perlu diterapkan, sehingga masyarakat pun naik tingkat literasinya. Sekarang misinformasi, disinformasi menjadi sangat rentan di masyarakat, karena tidak ada standar penulisan yang komprehensif dan integritas yang kuat,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua  Umum (Ketum) PWI Pusat, Hendri Ch Bangun menyebut SJI merupakan lanjutan dari program yang sebelumnya sudah digagas tahun 2016 lalu. Menurutnya, SJI merupakan program peningkatan kompetensi dan wawasan yang sesuai dengan perkembangan zaman. Apalagi menurutnya, SJI adalah ikon dari PWI yang sudah berjalan sejak lama.

“Pada saat itu, pertama kali diadakan di Palembang tahun 2010 dengan pemberi kuliah pertama Presiden SBY. Untuk kali ini, multitasking jurnalisme menjadi andalan. Termasuk berpikir kritis, berwawasan kebangsaan, dan menjaga integritas,” ungkap Hendri.(ast)