Iwan Bule Penuhi Panggilan TGIPF, Saat Rehat Mahfud MD Tiba-tiba Dipanggil Presiden

DEPOSTJABAR.COM (BANDUNG),-Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan memenuhi panggilan Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan di Ruang Bima Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa 11 Oktober 2022.

Iwan Bule panggilan karib untuk Mochamad Iriawan tiba di kantor Kemenko Polhukam Selasa sekitar pukul 11.15 WIB.  Ikut mendampingi, Waketum Iwan Budianto, Ketua Komdis Erwin Tobing, anggota Exco Ahmad Riyadh, Sonhadji, Sekjen Yunus Nusi.

Pertemuan ini dipimpin oleh Menko Polhukam ,Mahfud Md yang sekaligus sebagai Ketua TGIPF.

Setelah menjalani pemeriksaan lebih dari satu jam,  Iwan Bule  terlihat keluar dari ruangan pemeriksaan, sekitar pukul 13.30 WIB, dan bergegas menuju musala Kementerian Polhukam untuk melaksanakan Salat Dzuhur.

Saat ditanya hasil pertemuan dengan Tim Gabungan Independen Pencari Fakta Tragedi Kanjuruhan, Iwan Bule itu belum bisa menyampaikan pembicaraan di dalam ruangan.

“Belum, belum. Ini masih lanjut. Ini break salat dulu, nanti ya (hasil rapat-red),” kata Iriawan kepada wartawan.

Setelah salat, Iwan Bile bersama Sekjen PSSI Yunus Nusi, Wakil Ketua Umum PSSI Iwan Budianto terlihat berbincang santai dengan dua anggota TGIPF, Suwarno dan Nugroho Setiawan.

Ketua Tim Gabungan Independen Pencari Fakta Tragedi Kanjuruhan, yang juga Menko Polhukam, Mahfud MD meninggalkan ruang rapat sekitar pukul 13.10 WIB. “Ini bapak dipanggil Presiden dulu. Nanti ke sini lagi. Preskonnya nanti,” kata salah satu petugas.

Keluar Lewat Pintu Belakang

Tapi tak ada Iwan Bule sebagai perwakilan PSSI yang memberikan keterangan kepada wartawan, setelah menjalani panggilan TGIPF. Sekjen PSSI dan anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Ahmad Riyadh yang bertindak sebagai juru bicara federasi.

Iwan Bule, informasinya, keluar lewat pintu belakang untuk langsung menaiki mobil dinasnya. Hal itu dilakukan, ketika Yunus Nusi dan Ahmad Riyadh memberikan keterangan pers.

Yunus Nusi ataupun Ahmad Riyadh tak menjelaskan alasan Iwan Bule langsung pergi. Ahmad Riyadh juga hanya menjelaskan pembahasan antara PSSI dan TGIPF. “Banyak masukan-masukan untuk kami, konfirmasi apa yang sudah dilakukan PSSI dari perencanaan pertandingan sampai terjadinya Tragedi Kanjuruhan,” kata Ahmad Riyadh kepada wartawan.

“Lalu ada masukan banyak untuk ke depannya, nanti akan ada 5 rumusan untuk perbaikan ke depannya yang akan dikoordinasikan oleh tim kepolisian dan FIFA,” ujarnya menambahkan.

Dijelaskan Riyadh, pembahasan PSSI dengan TGIPF lebih banyak membahas teknis penyelenggaraan pertandingan dengan aman. Tragedi Kanjuruhan diharapkan menjadi peristiwa terakhir yang memakan korban jiwa dalam sepakbola Indonesia.

Hal ini sesuai dengan perintah Presiden RI Joko Widodo yang meminta dilakukannya evaluasi menyeluruh. Sepakbola Indonesia harus bisa dilaksanakan dengan menjamin keselamatan penonton.

“Ada dari legalitas, sampai laporan matchcom diserahkan ke tim untuk dievaluasi apa yang kurang dan dibenahi. Kami yakin tidak ada yang sempurna, PSSI tidak sempurna,” tutur Ahmad Riyadh.

“Pasti kami memerlukan masukan, perlu usulan dari seluruh lapisan masyarakat. Tokoh-tokoh sudah berkumpul semua dan kami berharap ke depannya bisa lebih baik,” ucapnya.

“Alhamdulillah kami dapat hadir disini untuk memenuhi undangan dari Pak Menko Polhukam sekaligus ketua TGIF (Mahfud Md). Kami memberikan penjelasan secara detail dan berdiskusi kepada TGIPF,” katanya sebagaimana dikutip dari laman resmi pssi.

“PSSI mendukung penuh TGIF untuk bekerja menuntaskan insiden Stadion Kanjuruhan. Kami juga telah bertemu dan berkoordinasi dengan delegasi FIFA yang sudah datang ke Jakarta mengenai tata kelola sepak bola termasuk pendampingan kepada PSSI,” tutupnya. (Aris)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *