Ridwan Kamil Jadi Kader Golkar, Pengamat: Politikus Kutu Loncat

“Saya, sih, ngga ada yang bagus kecuali memang mereka lahir, besar, punya kontribusi, punya kerja nyata, punya bukti membesarkan partai, itu jauh lebih penting. Ketimbang orangnya diambil kemudian diakuisisi, nyelonong, kemudian kader-kader yang udah berjuang merasa terganggu,” tuturnya.

“Rumah orang kok ada orang tiba-tiba mendapat perlakuan khusus. Itu ngga fair aja,” tegasnya.

Pangi menambahkan, kehormatan Partai Golkar menjadi pertaruhan setelah merekrut Ridwan Kamil. Pasalnya, Partai Golkar memiliki mesin politik yang mumpuni untuk memangkan Pemilu 2024.

“Golkar merasa butuh figur, butuh sosok, walaupun Partai Golkar kan partai yang sebetulnya tidak sangat bergantung ke figur atau sosok karena mesin partainya relatif bagus,” tambahnya.

“Bagus maju kader sendiri, kalah itu lebih terhormat daripada nyelonong pakai kader orang. Ngga seksi, ngga menarik. Biar aja kalah, ngga papa. Tapi kan kader sendiri,” tandasnya. (RA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *