DEPOSTJABAR.COM (MAJALENGKA).- Sejauh mata memandang pesona alam nan indah terlihat sangat memanjakan mata, hamparan tanaman menghijau yang luas tertata apik bak jamrud khatulistiwa. Suasana sejuk yang menyapa lembut membuat nyaman dan ingin berlama lama berada disana. Itulah sekelumit ungkapan yang bisa dirasakan saat kita berkunjung ke obyek wisata Terasering Panyaweuyan Majalengka.
Karena suasana yang sejuk dan indah ini, wajar bila Objek wisata Terasering Panyaweuyan terus ramai dipadati wisatawan di momentum libur Hari Raya Idulfitri 1444 hijriah ini, karena mereka akan merasakan pesona indahannya alam Argapura yang dingin dan sejuk.
Tiap hari dari sejak H+1 lebaran, ratusan pengunjung berbondong bondong memadati area wisata yang berlokasi di kawasan Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka tersebut.
Pengelola Panyaweuyan, Mulyadi mengatakan, kenaikan jumlah pengunjung mencapai 200 persen dibanding saat akhir pekan di hari biasa.
Mereka berdatangan dari wilayah Cirebon dan daerah sekitar yang ingin menikmati liburan di hari raya.
“Alhamdulillah, sejak hari pertama Idulfitri jumlah pengunjung melonjak 200 persen dan kemungkinan akan terus naik hingga akhir pekan nanti,” ujar Mulyadi kepada Tribun, Selasa (25/4/2023).
Kondisi Obyek Wisata Terasering Panyaweuyan, pada H+4 Idulfitri 1444 H (foto:ast)
Namun, kata dia, jumlah pengunjung di H+4 lebaran ini mulai berkurang dibanding H+1 maupun H+2 lebaran.
Hal itu dikarenakan pada hari ini cuaca tampak kurang mendukung.
Dijelaskannya, Terasering Panyaweuyan sendiri mengusung konsep alam dengan menyuguhkan pemandangan gundukan perkebunan yang hijau.
Pemandangan tersebut bisa dijadikan background yang Instagramable bagi para wisatawan.
“Mulai momen lebaran sekarang juga, kami berlakukan sistem satu tiket, yang mulai dikenakan tarif dari pintu masuk di Terminal Wisata di Desa Sukasari Kaler atau di bawah. Pengunjung hanya dikenakan tarif Rp 12 ribu per orang untuk tiga pintu masuk, yakni Lawang Saketeng, pintu masuk Panyaweuyan di Desa Sukasari Kidul maupun pintu masuk Panyaweuyan di Desa Tejamulya,” ucapnya.
Mengantisipasi kepadatan selama libur Hari Raya Idulfitri 1444 hijriah juga, pihak pengelola dibantu oleh kepolisian, Dishub maupun Satpol PP memberlakukan sistem Contra Flow.
Contra Flow diberlakukan dari Terminal Wisata hingga Simpang Empat Jatilima.
“Sesuai instruksi kepolisian, kami ikut membantu mengatur sistem Contra Flow. Hal itu demi adanya kepadatan kendaraan di wisata kami,” jelas dia.
Sementara, salah satu pengunjung, Siska (26) warga Bandung mengaku di momen libur lebaran ini, dirinya sengaja datang ke Panyaweuyan.
Pemandangan indah yang dilihat dari media sosial mendorong dirinya bersama keluarganya datang jauh-jauh dari kota kembang untuk berlibur ke Majalengka.
“Baru ke sini (Panyaweuyan), tahu dari media sosial. Bagus pemandangannya, gak sia-sia ke sini,” kata Siska.
Hal senada juga diungkapkan Ahmad (30) salah seorang wisatawan asal Cirebon, Menurutnya, Ia sudah dua kali mengunjungi obyek wisata ini. Selain karena ke Indahan Alamnya, ia merasa nyaman saat berada di Obyek Wisata Panyaweuyan.
Ahmad dan teman temannya begitu menikmati suasana kesejukan diatas bukit Panyaweuyan. ” Saya sudah dua kali ini berkunjung ke Panyaweuyan dan Curug Apuy, disini suasananya sangat menyenangkan.Kali ini, saya mengajak teman teman kesini untuk menghabiskan masa liburan idul fitri. Disini Kami bisa menikmati sejuknya udara pegunungan dan dinginnya Air terjun apuy”, ujarnya. (Ast)
Great read! The author’s analysis was both thorough and engaging. I found myself thinking about it long after reading. What did you all think about this?