Kenaikan Kasus DBD di Cimahi Cukup Drastis, Ini yangDilakukan Dinkes

DEPOSTJABAR.COM (CIMAHI) .- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cimahi melaksanakan pengasapan atau fogging di RW 18 Kelurahan Citeureup, Kecamatan Cimahi Utara, Kamis (15/2/2024). Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi adanya penambahan kasus Demam Berdarah di Kota Cimahi,

Pengasapan tidak hanya dilakukan di rumah warga saja, pihak Dinkes menyasar ke selokan-selokan dan tempat rawan dimana jentik-jentik nyamuk berkembang biak di air-air yang tergenang.

Diakui Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Kota Cimahi, Dwihadi Isnalini.

“Kegiatan yang dilaksanakan pada hari ini merupakan kegiatan pencegahan penyebaran DBD,” ucap Dwihadi.

Itupun diinstruksikan kepada masyarakat Kota Cimahi, yang ingin dilakukan Fogging di wilayahnya, menurut Dwihadi masyarakat dapat menghubungi Puskesmas -Puskesmas setempat, dan akan ditindak lanjutinya oleh pihak Puskesmas.

“Kalau ada kasus DBD dan lapor ke puskesmas akan ditindak lanjuti dengan penyelidikan epidemiologi. Setelah terkonfirmasi baru dilakukan fogging,” katanya.

Diakui  Dwihadi, bahwa permintaan masyarakat masalah Foging cukup banyak sekali, karena seiring dengan  meningkatnya jumlah kasus DBD di Kota Cimahi.

“Pada bulan Januari kami sudah melakukan Foging sebanyak 12 kali Foging,” tambahnya.

Karena, lanjut Dwihadi, dengan cara Foging, merupakan tindakan yang cukup efektif, nyamuk dewasa dapat terbunuh.

“Kalau untuk jentik harus PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dan pencegahan dengan metode 3M, yaitu menguras tempat atau wadah penampung air, menutup tempat-tempat penampungan air, dan menimbun barang-barang bekas yang bisa menjadi tempat penampungan air menggenang,” jelas Dwihadi.

Itupun lanjut Dwihadi, ada juga bisa dilakukan tambahan dengan mengurangi penyimpanan pakaian dengan cara digantung, menggunakan kelambu penutup dikala tidur, dan gunakan obat penghalau nyamuk di dalam rumah,

Karena kasus DBD di Kota Cimahi di awal tahun 2024 ini kenaikannya cukup drastis. Hingga saat ini tercatat sudah ada 74 warga yang terjangkit DBD. Jumlah itu naik drastis dibandingkan Januari 2023.

“Kasus DBD sampai saat ini tercatat ada 74 kasus. Meningkat dari tahun lalu yang 30 kasus,” terang Dia.

Itupun tambah Dwihadi, bahwa kasus DBD yang tengah mengalami peningkatan awal tahun 2024 ini didominasi pasien anak-anak usia 5-14 tahun.

“Kalau dilihat dari datanya memang kebanyakan yang terkena DBD itu anak-anak usia 4-15 tahun. Disusul usia 15-44 tahun,” ujarnya. (Bagdja)