Kisah Sewu Dino, Bagian 30

DEPOSTJABAR.COM,- Sri tidak tahu harus bilang apalagi, namun kemudian sebelum tangisannya meledak, Mbah Krasa membisikkan sesuatu, “Tolong”, lalu pergi.

Pagi itu, mbah Tamin dan Dini sudah kembali. Seseorang memanggil Sri dari dalam kamar dan melihat mbah Krasa duduk bersama Dela. Di tengah meja, Sri melihat kotak itu lagi. Lantas, Dini mulai membukanya. Dari dalam, Dini mengeluarkannya, “Pasak Jagor”. Semua orang menatap Sri. Pasak Jagor, boneka yang Sri lihat, nyaris sama persis.

Jadi, semalaman mbah Tamin dan Dini mencari benda ini, di badan boneka, ada lilitan rambut kusut yang sama persis seperti yang Sri lihat dan mengingatkannya pada Erna.

“Engkok bengi, kabeh mari nang kene (nanti malam, kita akhiri).”

Dela mendekati Sri dan menatap Sri seakan ingin tahu. Tatapannya lebih lembut, ia berucap dengan suara lirih, “Matur nuwun ngih mbak, gak bakal tak lalino jasane sampeyan (Terimakasih ya kak, saya gak akan pernah lupa jasa kamu).”

Sri hanya mengangguk, ia sudah tidak perduli. Setelah memotong rambut Sri dan Dini, Mbah Tamin mengikat rambut itu pada boneka. Di belakang rumah, ia sudah memutari 3 lubang galian itu, tempat Dela, Sri dan Dini terduduk didalamnya.

Mbah Tamin duduk, menyirami boneka itu dengan air sementara baru kemenyan semakin menyengar. Tangan dan kaki mereka dikat dengan ranting muda daun keluar. Sehingga, ketiga-tiganya tidak ada yang bisa bergerak. Hanya pasrah di dalam setiap lubang yang sudah di gali untuk mereka semua.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *