Kisah Horor Desa Gondo Mayit, Bagian 11

DEPOSTJABAR.COM,- Mas Erik dan mas Damar masih menjaga jarak dari langkah si mbah…..

“Mayit” (Pocong)

Setelah mengatakan itu, seolah ada sesuatu yang membuat perasaan mas Erik dan mas Damar tidak enak.

Benar saja, tidak ada angina, tidak ada hujan, tiba-tiba tersengar suara pintu dibanting dengan sangat keras. Masalahnya adalah, setelah suara bantingan itu, gubuk yang terbuat dari bambu itu, serempak terdengar suara gebarak di semua sisi.

Si mbah tertawa semakin keras. Nyali mas Erik dan mas Damar benar-benar dipaksa sampai ke titik frustasi, karena tidak ada yang bisa ia lakukan.

Seolah-olah kejadian ini seperti mimpi belaka.

Suara-suara itu mengisyaratkan satu hal. Di sekeliling rumah pasti ada sesuatu.

Si mbah yang awalnya membungkuk, kemudian mulai terjatuh, terjerembab di atas tanag dengan mata mendelik, melotot kea rah ma Erik dan mas Damar.

Si mbah mulai mengakak. Kedua kaki sim bah seperti lumpuh, ia merangkak hanya menggunakan tangannya. Dengan bibir komat-kamit entah apa yang diucapkannya, si mbah terus mendekat.

Mas Damar sudah mulai melanturkan doa, meminta agar siapapun bisa menolongnya, mas Erik hanya terdiam sambil meracau,

“janc*k!!! janc*k!!!”

Saat itulah tercium aroma yang seolah menyadarkan mas Erik dan mas Damar. Aroma itu adalah aroma sembujo.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

270 komentar