Kisah Sewu Dino, Bagian 33

DEPOSTJABAR.COM,- Sekarang. Saya tanya, kamu masih mau ikut saya atau tidak?) tanya mbah Krasa, ia menunggu jawaban…. 

“mboten, kulo pamit mantok mawon mbah” (tidak, saya mau pamit pulang saja mbah)

Mbah Krasa tampak mengerti. Ia pun memanggil Sugik dan membopong badan Sri yang masih lemas dan membawanya menuju mobil. Sekilas, ia melihat sorot mata mbah Tamin, ia tersenyum dan seakan tahu dengan apa yang terjadi.

Sebelum masuk ke mobil, Dela menghentikannya. Ia meminta agar Sri tetap bekerja disini, berapapun bayarnya. Namun, Sri menolak, ia menatap mbah Krasa tajam membuat ia mengatakannya.

“wes ta lah, engkok golek maneh sing luwih pinter” (sudahlah, nanti cari yang lebih pintar)

Sri juga melihat Dini. Ia hanya duduk memandangnya seakan menegaskan bahwa ia akan bertahan disini. Sri juga tidak punya hak untuk memintanya keluar. Terlepas apakah ia juga tahu apa yang sebenarnya terjadi dibalik semua peristiwa ini.

Sugik, menutup pintu mobil dan membiarkan Sri beristirahat. Mobil pun perlahan meninggalkan kediaman Atmojo. Sugik terus membawa Sri menuju perjalanan pulang. Namun, tiba-tiba ia menghentikan mobil, disamping sebuah tebing.

Ia keluar dari mobil, mengeluarkan rokok dan menghisapnya. Ia pun bertanya pada Sri.

“Sri awakmu wes ngerti kan, sak iki, sopo iku Atmojo” (Sri, sekarang kamu sudah mengerti kan siapa keluarga Atmojo)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *