Kisah Sewu Dino, Bagian Akhir

DEPOSTJABAR.COM,- Sugik diam….

“aku sing nandur pasak jagor nang omahe keluarga Kuncoro. Aku sing berkhianat nang keluarga iki. Aku wedi Sri. Sampe sak iki, nek iling iku, aku kudu nangis”

(aku yang menanam pasak jagor di rumah keluarga Kuncoro, aku yang berkhianat pada keluarga ini, aku takut Sri. Bila ingat itu, aku ingin menangis rasanya)

“mbah Tamin sing mekso, nek igak, anak bojoku bakal nerimo kirimane” (mbah Tamin yang memaksaku, bila tidak, anak isteriku yang akan menerima kiriman dari beliau)

Sri tidak habis pikir, sekarang, kepingin puzzle tu selesai sudah. Itu adalah kali terakhir Sri berhubungan dengan keluarga Atmojo.

Sudah sebulan lebih ia tidak mendapatkan kabar itu lagi. Sampai, di suatu pagi ia mendengar seseorang mengetuk pintu.

Bapak pergi keluar untuk memeriksa. Namun, ia tidak kunjung kembali. Sri pun pergi memeriksanya. Ia mendapati bapak memegang sebuah kresek hitam besar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *