SDN 2 Gandasari 2 Majalengka Kembangkan Makna Toleransi Beragama

DEPOSTJABAR.COM (MAJALENGKA).- Menghargai perbedaan dengan menghormati perbedaan beragama merupakan wujud Bhinneka Tunggal Ika.

Hal tersebut tengah diterapkan di salah satu sekolah dasar di Kabupaten Majalengka, tepatnya di SDN Gandasari 2 desa Gandasari Kecamatan Kasokandel Kabupaten Majalengka. Dimana di SD tersebut, para siswanya 50% beragama Kristen dan 50% beragama Islam.

Di sekolah itu, pelajar diedukasi tentang makna toleransi beragama. Salah satu pendidikan toleransi beragama yang dicoba diterapkan di sekolah tersebut adalah lewat kegiatan hari hari besar keagamaan yang kerap kali dirayakan di sekolah secara beesama para siswa SDN Gandasari 2 tersebut, seperti halnya, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang telah dirayakan beberapa bulan lalu.

Mereka (para siswa) baik yang beragama Islam maupun Kristen bersama sama merayakannya, bahkan para orangtua dari murid yang beragama Kristen beramai ramai membawa berbagai makanan untuk kegiatan Maulid Nabi tersebut.

Saat ini, menjelang Natal 2023 dan tahun baru, siswa yang beragama Nasrani merayakan Natal bersama di lingkungan sekolah mereka, dimana para siswa yang beragama muslim ikut melihat perayaan Natal tersebut, mereka melihat teman temannya yang menari dan menyanyi di acara itu. Mereka ikut merasakan suka cita teman temannya yang beragama kristen.

Kepala SDN 2 Gandasari, Rina Suprihatin, S. Pd. mengatakan, ia bersama para guru akan terus mengedukasi anak didiknya untuk menanamkan rasa toleransi dalam beragama.  Menurutnya, tindakan saling menghargai antar umat beragama merupakan wujud Bhineka Tunggal Ika di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Toleransi antar umat beragama merupakan hal yang penting untuk dimiliki setiap orang saat ini. Contoh toleransi antar umat beragama yang bisa dilihat dan diterapkan adalah hidup berdampingan secara damai, dengan individu atau kelompok yang memiliki keyakinan agama berbeda tanpa ada tindakan diskriminasi, atau bahkan kekerasan seperti yang ada di SDN 2 Gandasari yang saya pimpin,”  ujar Rina Suprihatin.

Tujuan toleransi beragama ,menurut Rina, adalah untuk meningkatkan iman dan ketakwaan masing-masing penganut agama dengan kenyataan ada agama lain.

“Kita sebagai umat yang menganut ajaran agama, semakin menghayati dan memperdalam ajaran agama dan berusaha untuk mengamalkannya, mencegah terjadinya perpecahan antara umat beragama akibat perbedaan,”  katanya.

Rina juga mengatakan, baru pertama kalinya dia mencoba untuk utuk menanamkan sikap toleransi beragama kepada para siswa disekolahnya dengan cara mengajak mereka merayakan kegiatan hari hari besar keagamaan bersama sama baik kegiatan beragama Islam maupun Kristen.

Uniknya para siswa muslim diperbolehkan untuk ikut melihat kegiatan perayaan Natal dan memberikan kado natal kepada temannya yang non muslim. Sementara sebelumnya, saat perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, para siswa yang beragama Kristen ikut merayakan kegiatan Maulid Nabi tersebut, mereka semua membawa makanan untuk memeriahkan kegiatan itu.

Sementara itu, Guru Agama Islam SDN 2 Gandasari Adang Sudarno, S. Ag., juga mengatakan, memupuk semangat toleransi di lingkungan sekolah merupakan kewajiban para guru agar para siswa bisa memahami dan saling menghargai sehingga tercipta kehidupan beragama yang harmonis.

Melalui kegiatan seperti ini tidak hanya sebatas seremonial perayaan hari besar agama, akan tetapi juga menanamkan rasa kebersamaan sehingga jauh dari prasangka dan intoleransi.

“Toleransi antar umat beragama harus ditanamkan sejak anak-anak duduk di bangku sekolah. Hal ini bertujuan untuk membentuk karakter anak agar kedepannya dapat menerapkan nilai-nilai toleransi di masyarakat”, pungkas Adang Sudarno Guru Agama Islam SDN 2 Gandasari. (ast)