Musim Pancaroba, Warga Cimahi Harus Waspada Penyakit DBD, Ini Penyebabnya

DEPOSTJABAR.COM (CIMAHI).- Dalam Musim Pacaroba yaitu peralihan dari musim kemarau ke musim hujan, masyarakat Kota Cimahi harus lebih waspada terhadap penyakit demam berdarah, yang diakibatkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.

Hal itu diungkapkan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular pada Dinas Kesehatan Kota Cimahi, Dwihadi Isnaini, Jumat (10/11/2023).

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular pada Dinas Kesehatan Kota Cimahi, Dwihadi Isnaini. (Foto:Ist)

Menurut Dwihadi, agar masyarakat Cimahi bisa menjaga kondisi kesehatannya, yaitu salah satunya mewaspadai serangan Demam Berdarah Dangue (DBD).

Sebab, tren penyakit yang disebabkan nyamuk aedes aegypti dan Aedes albopictus.   itu biasanya meningkat saat musim pancaroba. Hal itu dikarenakan akan semakin banyak genangan yang menjadi lokasi tumbuhnya jentik nyamuk.

“Antisipasi,  kami berharap masyarakat harus dapat memberantas sarang nyamuk, apalagi dengan musim pancaroba hujannya yang tidak terus-menerus, berarti meninggalkan sisa genangan air. Nah genangan air ini yang perlu kita perhatikan,” ucap Dwihadi.

Dijelaskan Dwihadi, karena berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Cimahi, hingga September tahun ini tercatat ada 270 warga yang terkena DBD. Dua orang di antaranya meninggal dunia.

“Kasus meninggal ada dua awal tahun. Kita menurun lebih dari 50 persen tahun kemarin 675 saat ini 270,” jelas Dwihadi.

Masih kata Dwihadi, penurunan kasus DBD tahun ini dikarenakan sejumlah faktor. Di antaranya adanya kesadaran dari masyarakat Cimahi untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk. Faktor lainnya dikarenakan kemarau panjang yang membuat perkembangan nyamuk penyebab DBD, yakni jenis aedes aegypti menjadi berkurang karena tidak adanya genangan air.

“Penyebab penurunan ada beberapa faktor, pertama kesadaran masyarakat terkait pentingnya pemberantasan jentik. Kemudian saat ini memang kemarau panjang sehingga bisa diperkirakan genangan air berkurang,” terang Dia.

Meski begitu, lanjut Dwihadi, pihaknya meminta kepada masyarakat Kota Cimahi untuk tetap waspada karena saat memasuki musim pancaroba atau peralihan. Sebab biasanya musim peralihan ini akan menyisakan genangan-genangan air yang berpotensi menjadi tempat berkembangnya nyamuk.

“Antisipasi kami berharap masyarakat memberantas sarang nyamuk, apalagi dengan musim pancaroba hujannya yang tidak terus-meneurs berarti meninggalkan sisa genangan air. Nah genangan air ini yang perlu kita perhatikan,” tukas Dwihadi.

Di samping itu, Dwihadi juga mengingatkan bahwa nyamuk aedes aegypti tak hanya berkembangbiak di luar rumah. Namun sangat berpotensi juga hidup di dalam rumah seperti sangkar burung  dan genangan air sisa dispenser.

“Ini sering ditemukan di dalam rumah dan usahakan jangan ada gantungan cucian di dalam rumah,” tandasnya. (Bagdja)