Bagian 11, Kerajaan Demit di Pabrik Gula Terbengkalai

DEOSTJABAR.COM,- Wanita yang menangis, begitulah warga desa ini memanggilnya.

Di sebelah gereja, ada sebuah gerbang besar, tempat masuk keluarnya truk pabrik.

Tahun 2006, 3 tahun pasca Danar diincar oleh salah satu penghuni di zona selatan. Ia tidak pernah lagi pergi ke pabrik di bagian selatan lagi.

Namun, Danar masih sering berkunjung ke zona lain. Untuk mengejar laying-layang.

Dulu, bila musim adu laying-layang, biasanya Danar dan Endah ngumpul di gerbang timur iytu. Kaena, begitu ada layangan yang putus, ia dan Endah siap untuk masuk.

Masuk ke dalam pabrik. Benar dugaannya, Endah menunjuk satu layangan yang putus. Tanpa pikir panjang, ia lompat menuju pagar dengan diikuti oleh Endah.

Mereka langsung mengikuti laying-layang sesuai prediksi nya masuk ke pabrik. Saat itu, tidak ada satpam karena saat itu adalah 2 tahun sejak pabrik itu gulung tikar.

Danar dan Endah pun langsung berlari. Namun sial, kayangan itu jystru masuk ke gudang baru. Di gudang baru, dulu atapnya adalag seng. Tinggi sekali hampir lebih dari 40 meter. Maklum, ini salah satu bangunan peninggalan Belanda. Jadi, gudangnyya gak umum tingginya.

Hanya saja, seng0seng yang jadi atap sudah berlubang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *