Kisah Sewu Dino, Bagian 18

Sri mengambil boneka itu, menunjukannya kepada Dini. “Boneka iki, media kanggo nyantet Dela.  Dibulet rambute Dela ket awal, sopo sing wani mbukak rambut iki, kudu siap konsekuensi nompo santet’e Dela, masalah e, nek wong biasa seng buka, mek nekakno nyowo dados.”

(Boneka ini, media untuk mencelakai Dela.  Diikat rambut Dela sejak awal. Siapa saja yang berani membukanya harus siap menerima konsekuensi santetnya Dela. Masalahnya, bila orang biasa yang melakukannya, hanya akan mendatangkan kematian belaka).

“Bedo maneh ne sing mukak wetone podo karo Dela, yo iku kene, sisok mateni kene, isok ngeringano santet e Dela, aku yakin, boneka iki, gak mek siji, isok ono stelu sampe sepuluh, aku gak eroh din, tapi Erna wes dadi sawijine, kari awakmu karo aku.”

(Beda lagi bila yang membuka boneka ini sat ugaris weton dengan Dela, yaitu kta. Bisa membunuh, bisa meringankan beban untuk Dela. Aku yakin, bonekanya gak hanya satu, bisa tiga sampai sepuluh. Aku tidak tahu tapi Erna sudah menjadi salah satu korban bonekanya, berarti hanya tinggal kita).

Lalu, bagaimanakah nasib Sri dan Dini selanjutnya?* (Bersumber dari Twitter @simplem81378523 / PARISAINI R ZIDANIA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 komentar

  1. Great read! Your breakdown of the topic is commendable. For further reading, here’s a useful resource: READ MORE. Let’s discuss!