Kisah Sewu Dino, Bagian 9

DEPOSTJABAR.COM,- Lantas, apakah yang disembunyikan oleh Mbah Tamin?

Sri mencerititakan semuanya kepada Erna. Ia lalai dalam menjalankan tugasnya. Karena panik, ia membasuh Dela tanpa mengikat tali di kaki dan tangannya terlebih dahulu. Namun, karena ini, Sri menyadari, santet macam apa yang memasukan iblis sekuat itu hanya untuk menghabisi nyawa.

Sri jadi imgat cerita bapaknya di kampong. Bahwa santet bukanlah hal baru di sini. Namun untuk melaksanakan santet dibutuhkan kebencian yang melebihi akal. Bila benar, itu kebencian macam apa yang bisa dan setega ini dilakukan oleh orang. Hanya untuk mengambil nyawa dari anak yang tidak tahu apa-apa.

Namun dibalik semuanya, ini adalah kali pertama kali Sri melihat santet. Ada teka-teki, seakan ada yang ditutupi, pasti ada jawabannya, pasti ada jalan keluarnya. Namun, apa dan bagaimana Sri tidak tahu apapun dari keluarga ini dan kenapa anak ini sebegitu berharganya.

Hingga akhirnya Sri teringat “sewu dinone” (seribu harinya) kata Sri lirih, ia melirik dan menatap Erna. “Er, ojok ngomong awakmu lahir jumat kliwon (Er, jangan bilang kalau kamu lahir di hari Jumat kliwon).” Erna mendengarnya kaget “awakmu pisan? (kamu juga?).”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *