Legenda Situ Bagendit

Meskipun hartanya melimpah, Nyai Endit enggan memberikan sebagian hartanya kepada fakir miskin. Ia malah menggunakan hartanya untuk hidup mewah dan membeli perhiasan. Tak jarang, banyak warga yang meminta tolong kepadanya namun ditolak mentah-mentah.

Para petani pun hanya bisa pasrah dengan sikap Nyai Endit. Suatu ktika, Nyai Endit mengadakan acara di rumahnya sebagai perayaan atas hartanya yang semakin banyak. Ia memamerkan harta dan perhiasan miliknya kepada para tamu dan warga yang hadir.

Lalu, tiba-tiba ada kakek dengan pakaian yang kusut dan kotor memegang sebuah tongkat sebagai tumpuannya. Kakek ini menghampiri Nyai Endit dan memohon agar diberikan sedikit makanan karena ia kelaparan.

Nyai Endit malah membentak kakek tersebut dan mengusirnya dengan kata-kata kasar. Nyai  Endit pun memerintah centeng-centengnya untuk menyeret kakek itu unntuk keluar dari rumahnya. Kakek itu pun langsung dipaksa keluar dari rumah Nyai Endit.

Pagi harinya, Nyai Endit mendapatkan sebuah tongkat yang tertancap tepat di depan halaman rumahnya. Nyai Endit berusaha mencabut tongat itu dengan sekuat tenaga namun tidak berhasil. Nyai Endit memerintahkan para centengnya untuk mencabut tongkat itu dari tanah. Namun, mereka tidak mampu mencabutnya, meski telah mengerahkan seluruh tenaga. Bahkan, semua warga pun dikumpulkan untuk mencabutnya namun tidak ada yang bisa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *