Bagian 9, Kerajaan Demit di Pabrik Gula Terbengkalai

Namanya adalah Suparlan, biasa di panggil wak Parlan. Ia adalah orang tua yang rumahnya berada persis di depan gereja. Kiri kanan rumahnya hanya tanah kosong. Disana, ditanamni berbagai tanaman kebun. Seperti ubi, pisang, cabai dan lain sebagainya.

Pernah, ia bercerita bahwa gereja di depan rumahnya memiliki aura mistis yang tidak biasa. Bila hanya kuntilanak, pocong atau yang lainnya, wak Parlan sudah biasa. Karena dulu, ia adalah salah satu pegawai pabrik yang sudah lama pensiun.

Namun, gereja ini lain dari yang lain…

Suatu malam, godaan menganggu tidurnya. Ia dibayangi oleh sosok wanita yang meminta tolong, cantik nan menggugah dipakai untuk menggambarkan ayunya wanita ini sehingga ia terbangun dari tidurnya, kemudian rintihan menangis menelusup di telunganya.

Halus nan lembut suara itu seolah menghipnotisnya, karena tanpa ia sadari ia sudah berdiri di pagar gereja jawi wetan.

Tidak sulit membuka pintu pagarnya, karena memang ia lah yang diberi mandate untuk menjaga gereja ini. kini, ia tergoga untuk tau apa itu arti mimpinya.

Ia menelusuri lorong demi lorong. Pintu besar dari kayu jati beberapa kali mencuri pandangannya. Seolah di guratan yang terbuka itu ada sosok yang mengintipnya. Namun, takut bukan kawan baik seorang Parlan, yang konon punya ilmu kebatinan.

Rupanya, suara itu berasal dari gudang belakang. Tempat dimana kursi dan meja rusak di susun ala kadarnya. Dengan gemuruh gelisah, Parlan merasa ada yang ganjil dari ruangan ini. selama ini, ia ke geraj hanya untuk membersihkan temoat dan menyapu lahan dari dedaunan pohon randu.

Sehingga, ia tidak menahu akan apa yang ada di dalam ruangan-ruangan ni. Setengah hatinya bberbisik untuk pergi dan angkat kaki. Namun setengahnya lagi berkata ada penasaran yang harus dilunasi..

Bersambung… (Bersumber dari Twitter @simplem81378523 / PARISAINI R ZIDANIA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *