Bagian 9, Kerajaan Demit di Pabrik Gula Terbengkalai

DEPOSTJABAR.COM,- De no yang merupakan juru kunci di desa itu..

Sekali lihat, de no langsung tahu, siapa yang merasuki mbah bun.

“Lapo koen nang kene?” tanya de no dengan ketus.

“Aku kate muleh” (aku mau pulang) jawabnya sambil melotot.

“Muleh, tapi koen gowo rogone wong” (pulang, tapi kamu dalam raga seseorang)

Terjadi perdebatan yang sangat panjang. Intinya, dia tidak sengaja kesedot tubuh mbah Bun ketika beliau melamun.

Setelah terjadi tawar menawar, bagaimana makhluk itu keluar. Ia mau syarat.

Dia mau keluar hanya saja nanti de no harus mengantarnya dengan cara gendong di punggung.

De no pun menyanggupo permintaannya. Bila dilihat dengan mata kosong, de no seperti berjalan dengan posisi menggendong. Namun bagi mereka yang bisa melihat, ada sosok gadis kecil disana.

Sampai saat ini, gadis itu masih disana. Hanya saja, sekarang ia tidak lagi suka berjalan-jalan ke Desa lagi, entah mengapa.

Sekarang kita menuju ke bangunan gereja 200 meter dari gedung TK. Disana, terkenal dengan satu hantu wanita.

Warga menyebutnya dengan sebutan.. hantu wanita menangis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *