Kisah Sewu Dino, Bagian 16

Saat Erna sudah melepaskan rambut yang meliit boneka, tiba-tiba terdengar suara Dini berteriak yang spontan mengejutkan Sri dan Erna. Mereka segera melihat apa yang terjadi.

Belum sampai kamar Dela, tiba-tiba sesosok merangkak keluar, menatap Sri dengan senyuman yang menyeringai. Dela, pekik Sri dan Erna berbarengan.

Sosok Dela melihat mereka sejenak, sebelum akhirnya memuntahkan sesuatu di depan Sri dan Erna. “Telinga yang terpotong,” kata Sri tidak percaya.  Ia melihat Dini menangis di kamar, memegang salah satu daun telinganya, sosok Dela kemudian pergi, keluar.

Sebelum Dela pergi ke luar rumah, Sri sepintas melihat di salah satu kaki Dela, masih ada satu ikatan tali hitam. Apa yang membuat Dela bisa lepas dari ikatan itu?

Dini masih menangis, sementara Erna cuma bisa diam tidak mengerti. Kini, mereka menatap hutan gelap itu dari sana. Mereka harus bertanggung jawab, mencari Dela di tengah hutan ini, atau mbah Tamin akan membunuh mereka bertiga saat ia kembali esok hari.

Sri melangkah masuk ke dalam kamar, dimana ia melihat Dini masih menangis. Menutup salah satu daun telinganya, ia hanya duduk.

“Dini..” tanya Sri, yang hanya dijawab tangisan penuh ketakutan.  Sri mendekat melihat lebih jelas apa yang terjadi di sana, ia melihat telinganya. Telinga Dini benar-benar tampak ribek dengan darah segar masih mengalir, Dini kehilangan salah satu daun telinganya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *