DEPOSTJABAR.COM,- Sudah tiga hari. Sri, Dini dan Erna bergantian mengurus Dela. Mulai dari memandikannya hingga memberinya minuman. Dela lebih seperti gadis yang sedang koma, dibandingkan dengan gadis yang disantet. Entah oleh siapa dan bagaimana certanya. Masih terlalu awam untuk tahu.
Entah sudah berapa kali, Sri mendengar Erna dan Dini berbicara tentang Dela. Membicarakan tentang bau busuk yang keluar dari tubuhnya, sampai kalimat yang tidak menyenangkan lainnya saat mereka tinggal di tempat ini.
Selain itu, Mbah Tamim misterius. Sri memilih diam. Namun, sebenearnya Sri juga sama seperti yang lain, aroma busuk itu sungguh mengganggunya. Selain itu, hidup di sini juga sangat berat. Tidak ada orang lain, kiri kanan hanya pohon liat. Seakan mereka tinggal di dunia yang berbeda.
Di suatu sore, mbah Tamin pamit, ia akan pergi. Ia berpesan kepada Sri dan yang lainnya untuk tetap menjalankan tugasnya. Dan tidak melupakan pantangan yang sudah ia ucapkan. Salah satunya untuk mengikat Dela saat membuka keranda itu. Tidak lupa, Mbah Tamin juga berpesan untuk tidak membukakan pintu pada malam ini.
Siapapun dan bagaimanapun, jangan membuka pintu, ucap Mbah Tamin. Sebelum ia pergi, melangkah menembus pepohonan di hutan. Sri yang mendengarnya merinding setiap mengingat pesan dari Mbah Tamin.