Masjid Al Jabbar Sudah 97 Persen, Wujudnya Lebihi Ekspektasi Ridwan Kamil

Masjid Al Jabbar juga dikonsepkan memiliki 27 pintu yang menyimbolkan 27 kabupaten/kota di Jabar. Ukiran batik dari 27 pintu tersebut berbeda-beda sesuai kekhasan masing-masing daerah.

“Ada pintu-pintu yang menyimbolkan 27 kabupaten kota, ukiran batik dari pintu tersebut beda-beda sesuai khas daerahnya, jadi 27 wilayah ini terwakili ke Jawa Baratannya,” ujar Ridwan Kamil.

Adapun kapasitas masjid Al Jabbar dapat menampung 20 ribu jamaah hanya untuk lantai bawah. Untuk lantai atasnya yang mayoritas dipergunakan untuk jamaah perempuan mampu menampung hingga 3.000 orang.

Di area Alun-alun pun dapat digunakan untuk salat karena sudah dipasang garis saf salat yang bisa menampung hingga 20 ribu jamaah.

“Jadi kapasitas masjid ini adalah 50 ribu jemaah, sudah seperti stadion,” ucap Ridwan Kamil.

Secara keseluruhan, Al Jabbar tidak hanya sekadar masjid. Proyek kedua dari bangunan tersebut adalah museum Rasulullah dan sejarah Islam nusantara serta Jawa Barat yang terletak di lantai dasarnya.

Namun per tanggal 30 Desember 2022 nanti proyek tersebut tidak bisa diresmikan dulu karena masih ada pekerjaan yang belum sepenuhnya rampung.

Kemudian proyek ketiganya adalah danau pengendali banjir untuk wilayah Gedebage. Masjid yang berada di kelurahan Cimincrang ini seolah-olah berdiri terapung di atas air. Kang Emil berharap, danau tersebut mampu mengendalikan banjir di wilayah Gedebage yang akhir-akhir ini sering terjadi.

“Dan proyek keempatnya adalah taman yang mengelilingi masjid. Itulah kenapa program di sini tidak hanya membangun masjid tapi tiga urusan lainnya,” jelas Ridwan Kamil.

Akses menuju Masjid Al Jabbar ada tiga jalur. Yaitu jalur dari jalan Cimincrang, kemudian dari perempatan Gedebage (by pass Soekarno Hatta). Namun satu akses lagi belum bisa dibuka karena sedang diaudit, yaitu akses dari KM 149 tol Purbaleunyi.

Adapun untuk peresmian Masjid Al Jabbar pada 30 Desember 2022 nanti Pemda Provinsi Jabar sudah mengundang Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan serta Menteri Agama untuk hadir.

Gubernur juga berharap Presiden Joko Widodo untuk hadir. Namun Presiden dipastikan akan mengunjungi Masjid Al Jabbar pada awal tahun depan saat peresmian kolam retensi Andir dan peninjauan Sungai Citarum.

“Pak Jokowi mungkin di awal tahun depan mampir ke sini, beliau menjanjikan datang bersamaan dengan peresmian kolam retensi Andir dan kunjungan ke Citarum,” kata Kang Emil.

Total undangan yang akan hadir pada peresmian Masjid Al Jabbar berjumlah 7.000 orang yang mayoritas adalah para tokoh dari tingkat desa, kecamatan, kota dan kabupaten. Kemudian para ulama, ormas Islam, LSM dan para pemilik saham Jabar juga turut diundang.

Ide Awal Pembangunan

Ide pembangunan masjid Al Jabbar berawal pada 2016 lalu saat Ridwan Kamil masih menjabat Wali Kota Bandung. Kang Emil saat itu memberikan usulan kepada Gubernur kala itu Ahmad Heryawan agar Jawa Barat memiliki masjid raya sendiri.

“Ide awalnya tahun 2016 saat saya jadi Wali Kota Bandung menghadap ke Pak Aher, saya bilang kalau bisa Jabar punya masjid raya sendiri, selama ini kan nebeng ke Masjid Agung Bandung makanya namanya diubah menjadi Masjid Raya Bandung Provinsi Jawa Barat,” ungkap Kang Emil.

Usulan itupun disambut positif Ahmad Heryawan yang kelak masjid tersebut didesain langsung oleh Ridwam Kamil yang punya latar belakang arsitek. Lokasinya masjid di Gedebage pun diusulkan sendiri oleh Kang Emil.

“Itu kalimat saya ke Pak Aher pada 2016 lalu, saya bilang provinsi bikin saja sendiri nanti saya hibahkan desainnya dan lokasinya saya usulkan di Gedebage,” ujarnya.

Sesuai dengan urutan level masjid, untuk nasional pemerintah pusat memiliki Masjid Istiqlal. Untuk level provinsi disebut dengan masjid raya, kabupaten/kota masjid agung, kecamatan masjid besar dan di level desa/kelurahan disebut masjid jami.

“Jadi nanti Masjid Agung Bandung akan saya kembalikan sesuai _maqom_nya karena provinsi sudah punya Masjid Raya Al Jabbar,” ujar Kang Emil.

Sebagai arsitek Masjid Al Jabbar, Kang Emil mengaku takjub karena hasilnya melebihi imajinasinya.

“Ini melebihi imajinasi saya, antara yang saya sketsa dengan yang jadi lebih keren jadinya, makanya saya suka merinding pas masuk,” ucapnya.

Masjid Al Jabbar juga diakuinya sebagai masjid tersulit dan terkompleks yang pernah ia rancang.

“Ini terkompleks, tersulit dan terbesar yang Allah takdirkan hadir saat saya jadi pemimpin di Jabar,” ujar Kang Emil.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *