Bagian 33, Kerajaan Demit di Pabrik Gula Terbengkalai

DEPOSTJABAR.COM,- Karena kesal, mereka sepakat mencabut bersama-sama. Dan disini Danar mulai merinding, karena kaspe itu tidak tercabut juga oleh mereka…

Karena kesal. Mereka sepakat untuk mencabut bersama-sama. Dan disini, mereka muali merinding, karena kaspe itu tidak juga tercabut oleh mereka.

“Danc*k” umpat mereka yang habis kesabaran. Dari sanalah, mereka kerasa da yang bersiul.

Mereka baru ingat, bahwa Endah tidak ada disana bersama mereka. Somtak, Danar kaget.

Bagaimana mungkin mereka lupa tidak ada Endah. Bukan hanya mereka, Pandu, dan Andi merasa gelagat yang aneh. Sedari tadi, mereka melihat kesana kemari mencari sesuatu.

“Lapo toh?” (ada apa?) tanya Danar.

“onok sing nyawat aku ket mau” (ada yang melempari aku dari tadi)

Pandi menginyakan apa yang Andi katakan. “aku yo onok seng nyawat e” (aku juga ada yang melempar dari tadi)

Akhirnya mereka inisiatif mencari Endah. Mungkin ia lagi iseng. Karen Endah ini isengnya gak ketulungan.

Tapi, jika benar Endah iseng, mereka akan mengamuk kepada Endah.

Namun rupanya, Danar mendengar sesuatu yang tidak memgenakan, di kala ia mencari sumber misteri itu sendiri, ia baru sada kalau Andi dan Pandu sudah tidak ada di belakangnya.

Panik, mereka segera menuju jalan keluar. Namun, langkah mereka terhenti di tanaman kaspe yang tadi ia coba cabut bersama yang lain.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *