Bagian 33, Kerajaan Demit di Pabrik Gula Terbengkalai

Danar baru sadar, rupanya dibelakang tanaman kasep itu ada pohon mangga. Pohonnya memang tidak terlalu besar. Tapi anehnya, kenapa tadi mereka gak lihat pohon itu.

Lalu, Danar melihat sosok yang sedang duduk di atas batu.

Hati Danar rasanya ingin mencelos begitu saja melihatnya. Sosok itu mengenakan gaun putih menyerupai kuntilanak. Hanya saja, rambutnya disanggul menyerupai pengantin dan dipunggungnya membawa kipas yang besar sekali.

Danar tidak bisa melihat wajahnya karena posisinya terus membelakangi seperti itu.

Tampaknya, ia tidak menganggu. Hal itu yang pertama ia pikirkan. Jadi, Danar pun mulai mendekat, semakin dekat dan semakin dekat.

Bukannya lari, ia malah mendekati makhluk itu.

Endah tibatiba muncul begitu saja. Yang pertama ia lakukan adalah menutup mata Danar. Kemudian menarik pelan, mundur, menjauh sejauh mungkin.

Danar nurut. Ketika mereka sudah berjalan cukup jauh dari kebun kaspe itu, Endah baru bilang.

“ayu yo” (cantik ya)

“gak koyok sing liyane kan” (gak seperti yang lain kan?”

“opo iku mau ndah” (apa itu tadi ndah?) tanya Danar.

“gak eroh aku, wes yok baliok. Jok suwe-suwe nang kene, gak apik” (gak tahu aku, sudah ayo balik, jangan lama-lama disini, ga bagus)

Danar yakin, bahwa itu adalah Nini Gerowok, makhluk yang sering dibicarakan oleh teman-teman bapak yang tinggal di mess karyawan ini.

Bersambung… (Bersumber dari Twitter @simplem81378523 / PARISAINI R ZIDANIA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *