Kisah Horor Desa Gondo Mayit, Bagian 9

Disini, mereka curiga.

Desa ini mungkin bukan desa manusia. Namun ada hal yang lebih besar dari semua itu, ada misteri yang disembunyikan di desa ini.

Di tengah kebingungan, langkah kaki sim bah mengejutkan mereka. Wajahnya yang sempat mengeras ketika melihat mas Damar kini sudah berubah seperti sedia kala, seperti saat pertama kali mereka bertemu sim bah.

 “le, kamar’e wes si mbah siapke” (nak kamarnya sudah disiapkan)

Mau tidak mau, mereka pun masuk ke sebuah kamar yang asing. Tidak ada hal yang menarik selain ranjang dengan tikar anyaman sebagai alasnya.

Namun, belum ada yang berani menarik kesimpulan. Sampai, ditengah keheningan ketika mereka sudah saling merebahkan tubuh untuk sekedar membuang lelah.

Terdengar suara  yang tidak asing lagi ditelinga mereka. Suaranya riuh, namun sangat tipis, seperti dari tempat yang jauh.

Itu adalah suara anak ayam yang pernah mereka dengar. Mas Erik lah yang pertama kali bangun, ia melihat kesana kemari untuk memastikan sesuatu. Sampai mas Erik akhirnya menggoyangkan badan mas Damar.

Ia baru sadar, wajah mas Damar terlihat pucat pasi, seperti menyembunyikan sesuatu.

“Mar, krungu ora?” (Mar, dengar apa tidak?)

Mas Damar masih diam, mencerna setiap kalimat mas Erik sampai akhirnya ia mengatakan

“Rik, awakmu percoyo, pocong ora?” (Rik, kamu percaya gak sama pocong?)

Bersambung… (Bersumber dari Twitter @simplem81378523 / PARISAINI R ZIDANIA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

254 komentar