Kisah Sewu Dino, Bagian 26

DEPOSTJABAR.COM,- Namun, tiba-tiba…. “BRAAAKKKKK!!!” pintu kamar Sri dihantam oleh sesuatu yang sangat keras. 

Setelah gebrakan itu, suara tertawa yang pernah Sri degar muncuk lagi. “Cah GOBLOK, Nyowomo iku sampe sipore she, tak kandani, jumat kliwon, pikirno iku yo ndok, PIKIRNO OMONGANKU1! (Anak bodoh, nyawamu itu sampe mana sih, tak kasih tau, jumat kliwon, pikirkan itu, pikirkan!!!).”

Sri hanya meringkik, ia tidak mau menjawab siapapun itu. “Sri nek kate tilem, liline di oateni yo (Sri kalau sudah mau tidur, lilinnya dimatikan dulu ya).”

Saat itu juga, lilin itu mati dengan sendirinya. Kegelapan itu menenggelamkan Sri dalam tangisan ketakutan tergila. “Dela uo marani awakmu mambengi (Dela juga datangin kamu semalam),”  tanya Dini. Ia tengah sibuk membasuh baju di sumur belakang. Sri yang baru tiba hanya mengangguk dan duduk disampingnya.

“Nek wes bengi, Dela kumat, jare mbah, ngunu (Kalau malam tiba, Dela kumat kata si Mbah).”

“Si mbah sing ndudui awakmu (sim bah yang kasih tau kamu).”

“iyo, awakmu ga di dudui ngunu (emangnya kamu gak dikasih tau).”

Sri tidak menjawab pertanyaan itu. Ia hanya melihat air mengalir yang ada di hadapannya. “Jumat kliwon,” kata Sri tiba-tiba. Dini mengangguk, rupanya ia tahu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *