Bagian 32, Kerajaan Demit di Pabrik Gula Terbengkalai

DEPOSTJABAR.COM,- “yo wes. Awakmu nek gak melu, joho kene ae yo ijen” ( ya sudah kalau kalu tidak mau ikut, kamu jaga disini saja ya).

Endah kemudian merangkul Danar dan memnuat Danar memandang ke halaman paling belakang rumah Endah.

“Ati-ati, onok genderuwo nang kunu” (hati-hati, disana ada genderuwo)

Mendengar itu, Danar pun memutuskan untuk ikut. Karena apa nyang barusaja di katakan Endah bukan omong kosong.

Namun, perasaan Danar lebih tidak enak lagi soal penjarahan mala mini. Dan tampaknya, firasat Danar kali ini, benar sekali.

Waktu itu, yang pergi adalah Danar, Endah, pandu an Andi. Mereka berempat tidak butuh waktu lama untuk sampai di mess karyawan pabrik.

Setelah membuka pagar besi, mereka langsung masuk ke perkebunan pisang dengan berbekal satu senter.

Endah berjalan di depan sendiri, Danar dibelakangnya. Mereka berjalan menuju ujung kebun. Tempat dimana kaspe (ubi) di yanam subur. Baru saja menginjakan kaki disana, Danar bisa merasakan badan menggigil.

Bukan karena dinginnya malam, tapi aktifiras disana pasti sedang ramai.

Danar perhatikan Endah tampak biasa saja. Kadang Danar lupa kalau Endah bisa melihat hal-hal seperti ini. berebda dengan Danar yang hanya bisa merasakan saja hawa keberadaan mereka.

Mereka berempat terus berjalan, melewati pohon piang satu persatu. Sampai Danar mendengar Pandu tiba-tiba lari bergitu saja.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *