Bagian 32, Kerajaan Demit di Pabrik Gula Terbengkalai

Danar pun otomatis ikut lari dan diikuti oleh Andi. Namun Endah tetap berjalan santai. Melihat Endah tampak santai, Danar akhirnya berhenti dan menunggu ndah menyusul yang lain.

“Cuma pocong terbang aja pake lari” kata Endah.

Setelah berjalan kurang lebih 10 menit, sampailah mereka di kebun Kaspe (Ubi). Disini, mereka langsung mulai memilih mana yang menurut mereka paling besar.

Danar sendiri berhasil dapat dua buah. Sedangkan pandu sudah berhasil mencabut satu. Namun dari jauh, Danar dengar Andi tampak kewalahan untuk cabut satu kaspe.

Danar pun mendekatinya dan melihat ia tampak bingung. Sejujurnya, tidak ada yang menarik kaspe yang akan di cabut oleh Andi. Karena daunnya tidak besar dan seharunya Andi bisa mencabutnya dengan mudah.

Karena penasaran, Danar pun mencoba mencabut itu. Namun rupanya, aneh, tanaman sekecil itu jangangan terangkat dari tanah, bergerak sedikit pun tidak sama sekali. Pandu juga tertarik melihat Danar tidak bisa mencabut kaspe sekecil itu.

“isine gede ikin paling, jabur ngene ae angel’e poll” (buahnya besar kali ya, cabut beginian saja susah sekali kalian)

Dengan percaya diri, Pandu menarik kaspe itu, sekali lahi. Hal aneh itu terjadi. Rupanya, kasep sama sekali tidak ternagkat sedikit pun dari tanah.

Karena kesal, mereka sepakat mencabut bersama-sama. Dan disini Danar mulai merinding, karena kaspe itu tidak tercabut juga oleh mereka…

Bersambung… (Bersumber dari Twitter @simplem81378523 / PARISAINI R ZIDANIA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *