Kisah Horor Desa Gondo Mayit, Bagian 12

Ditengah gelapnya hutan, mas Damar dan mas Erik tidak berhenti berlari, alasannya manusia normal mana yan gak ketakutan di ikuti hampir se;usin atau lebih kain kafan terbang ke kiri dan kanan sambil mendengar mendebgar merekan berteriak tali pocong tali pocong di sepanjang perjalanan.

Setelah menembus rimbun semak belukar dan naim yurun di tanah menanjak, mas Erik menunjuk sebuah gubuk satu-satunya. Mas Erik tau, itu penanda kuburan kembar itu.

Kenapa di sebut kuburan kembar. Rupanya, ada 2 pemakaman yang sejajar dan hanya terpisah oleh pagar bambu.

Pasak yang digunakan setiap makam pun hanya menggunakan pasak kayu, yang kebanyakan sudah lapuk tanpa ada penanda siapa yang dimakamkan disana.

Disini keanehan terjadi, pocong yang sedari tadi terbang di atas mereka, tidak ada satupun yang terlihat lagi, mereka lenyap.

Meskipun begitu, suara ayam yang pernah mereka dengar dari jarak yang jauh, kini terdengar sangat dekat. Dekat sekali hingga mas Erik berasumni, suara ayam itu kemungkinan berasal dari pemakaman ini.

Masalahnya, dimana ayam itu berada? Lain hal mas Damar, kini ia bisa menciumnya.

Aroma sembujo yang hanya tercium di hidung mas Erik, kini tercium juga di hidung mas Damar.

“wangi” kata mas Damar samhil melihat kesana kemari hingga mas Erik menunjuk sesuatu. Gundukan tanah, tempat pemakanan yang pernah mas Erik lihat.

“gok kunu, mayit sing di kubur mau”

Semakin dekat, suara ayam terdengar semakin jelas. Dan benar saja, dari kauh, terlihat seseorang sedang menggaruk-garuk tanah di sekitarnya, banyak di kelilingi ayam berwarna hitam legam.

“ayam cemani” kata mas Erik. Mereka melihat dari jauh apa yang siluet asing itu lakukan…

“ASUUUU!!!!” terias mas Erik saat siluet itu melihatnya…

Bersambung… (Bersumber dari Twitter @simplem81378523 / PARISAINI R ZIDANIA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

233 komentar