Kisah Horor Desa Gondo Mayit, Bagian 6

Mas Damar sudah tertidur lelap setelah dipersilahkan untuk istirahat. Saat itulah, kaget bukan main, mas Erik dengar suara gamelan itu.

Sekarang mas Erik baru malam, mungkin rombongan itu adalah rombongan desa-desa ini. namun, kenapa music gamelannya seperti dekat sekali.

Si mbah menuju ke pintu dan membukanya, di depannya ada anak kecil. Wajahnya pucat dan ekspresinya tidak menyenangkan. Semakin di pandang, membuat mas Erik jadi gelisah sendiri.

Si mbah tampak mengobrol lama, mencoba mencuri dengar, mas Erik hanya mendengar kalimat patah-patah.

Kalimat yang di dengar mas erik hanya. “wayahe, sedo, nolo, randak” (giliran, mati, saudara ilmu)

Habis itu, pintu di tutup. Si mbah kembali masuk dan mengambil kain. Lalu menutup kepalanya dengan kain itu.

Disana, mas Erik pun bertanya.

“bade pundi mbah?” (mau kemana mbah?)

Saat itulah sim bah menawarkan mas Erik apakah mau ikut atau tidak. Tawaran itu awalnya membuat ragu mas Erik. Karena ia harus menjaga mas Damar.

Tapi, keinginan besar yang membuat penasaran, terutama bila melihat wajah anak pucat itu….

Bersambung… (Bersumber dari Twitter @simplem81378523 / PARISAINI R ZIDANIA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

216 komentar