Kisah Pocong Ririn, Bagian 5

Dengan susah payah dan usaha yang sudah semaksimal mungkin, si orang pibtar menarik pocong Ririn kebawah. Setelah sampai dibawah, Pocong Ririn didekap dengan erat dan berusaha melepaskan kain kafannya. Setelah kain kafan terlepas, kain tersebut akhirnya berubah jadi mantel lagi.

Akhirnya tubuh Ririn kembali dan terkulai lemas di tanah dengan keadaan telanjang dengan beberapa luka di badannya. Badannya yang berisi sekarang menjadi kurus seperti kurang gizi.

Ririn yang selama seminggu terperangkap mantel maut tanpa makan dan minum terkulai lemah dan lunglai tak berdaya.

Aroma bau busuk menyeruak menusuk hidung. Aria dan rombongan pencari Ririn sampai mau muntah.

Setelah mantelnya dilepas, mantel itu pun dibakar dengan disertai doa. Ririn pun dibawa ke rumah sakit dan menjalani perawatan selama 4 hari.

Aria masih setia menjag Ririn selama di rumah sakit. Karena jin penguasa tambang masih berkeliaran dan takut akan membalaskan dendamnya pada keluarga Ririn.

Setelah Ririn dinyatakan sehat, keluarga Ririn akhirnya kembali ke Jkarta, Aria pun merasa lega akhirnya urusan pocong Ririn selesai.

Tapi, Aria ternyata salah besar! Ririn ternyata masih ada di penguasaan jin penguasa tambang. Ia tidak rela karena mantel yang sudah jadi sarangnya dibakar habis. Ia menuntuk bapak  Ririn untuk membelikan mantel yang sama persis dengan mantel sebelumnya. Kalau tidak dituruti, Ririn selamanya akan terus diganggu atau buruknya, RIrin bisa saja meninggal.

Beberapa hari setelah kembali ke Jakarta, Aria ditelpon Ririn. Ririn minta Aria main ke rumah Ririn di Jakarta Ririn ingin bertemu Aria. Namun Aria tidak menyanggupi karena belum masuk liburan sekolah.

Keesokan harinya, Bapaknya Aria yang telpon Aria, ia mengatakan akan mengurus semua yang Aria butuhkan untuk pergi ke Jakarta. Dari uang transport hingga izin ke sekolah akan diatur oleh Bapaknya Ririn, asalkan Aria ke Jakarta.

Aria pun akhirnya tiba di Jakarta. Ririn terus minta ditemani dan memita Aria untuk menginap saja di rumahnya. Aria yang  ingin menikmati keewahan di rumah Ririn pun akhirnya memutuskan untuk menginap.

Malam itu Aria belum tertidur, ia tengah bersantai sambil menonton TV di ruang tengah. Tiba-tiba saja mendapat telpon dari teman ceweknya Ririn.

“Aria bener di Jakarta dan nginap di rumah Ririn?” Ucapnya di telpon. “Iya, benar. Kenapa?” Jawab Aria.

“Aku sebenarnya ingin menemani Ririn. Tapi aku takut soalnya Ririn kalau tengah malam berubah jadi pocong lagi…” kata temannya Ririn”

Bersambung…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *