Kisah Sewu Dino, Bagian 32

Sri hanya diam dan tidak mengatakan apapun lagi.

“koen bakal tetep urip kok nduk. Mbah wes yakin, koen iku sing paling bedo ambek liyane, nyowomu gak onok regane gawe aku, nanging, ojok sampe onok sing erok sak durunga mbah sedo, ngerti ndok”

(kamu, akan tetap hidup. Mbah sudah yakin. Sedari awal kamu yang paling berbeda dibandingkan yang lain. Nyawamu tidak ada harganya bagiku. Tapi, jangan di ceritakan kepada siapapun. Sebelum saya meninggal, mengerti?)

“kabeh menungso iku ra isok di tebak yp nduk. Jahat gak jahat. Menungso nduwe dalapatur sing gak isok rumongso mok gerabak sak enake, sak iki, awakmu, jek melok aku opo igak?”

(semua manusia itu sama, tidak tertebak. Berkata jahat atau tidak. Tetap saja manusia punya tujuannya sendiri tidak akan bisa kamu jangkau seenaknya saja. Sekarag. Saya tanya, kamu masih mau ikut saya atau tidak?) tanya mbah Krasa, ia menunggu jawaban…. (Bersumber dari Twitter @simplem81378523 / PARISAINI R ZIDANIA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *