Bagian 23, Kerajaan Demit di Pabrik Gula Terbengkalai

DEPOSTJABAR.COM,- Namun namun ia lebih menahan diri dan tidak menceritakan ini pada mas Anton. Kelak, ketika mas Fadhil sudah tidak sanggup, mas Fadhil bercerita.

Setiap malam, wanita yang tinggal di kamarnya, akan menemaninya. Berdiri di sampingnya. Dengan kepala di letakkan di samping banta tenpat mas Fadhil tidur. Bahlan, ketika mas Fadhil shalat malam, akan tercium aroma busuk dan menyengat, serta tawa yang mengejek.

Hal itu menjadi keseharian bagi mas Fadhil. Namun, ketika ia bekerja. Disinilah, para penghuni memiliki aura gelap. Kadangkala, menyambutnya dengan teramat tidak ramah.

Pernah, ketika mas Fadhil berangkat k epos penjaga, ia di cegah oleh makhluk hitam besar, bermata merah menyala dengan bulu lebat di tubuhnya.

Ia senantiasa bersuara layaknya orang yang amat marah, setiap mas Fadhil mengucap kalimat permisi. Ia akan dicekik, namun mas Fadhil masih bisa menjaga diri, karena ia yakin bahwa ada yang lebih tinggi dari sekedar makhluk penuh amarah seperti ini.

Sebelum kejadian kebakaran itu terjadi, mas Fadhil sudah mendapat firasat buruk, bahwa akan ada bala bencana. Dimulai dari setiap malam, ia mendengar suara menangis dari luar kamarnya. Kemudian tepat pada jam-jam dimana malam menjadi gelap gulita, terdengar suara anjing kemureng (berekor dua) saling menyalak.

Ketika di lihat mas Fadhil, anjing itu akan pergi. Konon, dulu di desa-desa hawa, siapa yang melihat anjing ini, harus dilempar dengan batu, karena kedatangannya biasanya membawa bala bencana.

Namun, dari serangkaian tanda itu, ada satu tanda yang membuat mas Fadhil harus segera mengundurkan diri dari tempat ini, apalagi bila bukan, ketika ia disukai oleh abdi dalam. Konon, ketika mas Fadhil bercerita, bagaimana wujudnya, ia tidak berhenti berucap istigfar selama melihat wujudnya adalah seroang wanita.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *