Kisah Horor Desa Gondo Mayit, Bagian 2

Mereka bertukar tatap. Tidak ada yang tidak mengerti seperti Damar, umpatan atau kalimat tidak pantasnya biasanya menegaskan perasaan ketakutan, dan itu cara Erik untuk menekannya.

Namun, terkadang Damar merasa hal itu bisa mendatangkan hal sebaiknya. Kadang, dunia mereka menangkap pesan berbeda.

Benar saja, suara ayam, bebauan bunga kemudian berujung pada sosok di balik semak belukar, Erik lah yang pertama tau. Namun, keinginan untuk memanggil Damar yang ijin untuk membuang air kecil, mendayangkan rasa penasaran yang besar.

Erik mengintip sosok asing itu. Sosoknya tinggi, setinggi Erik. Ia berdiri dibawah pohon rindang, berdiri begitu saja. Mengenakan baju yang terlihat seperti kain, warnanya mencolok dengan kegelapan hutan, putih.

Erik terus melihat, tatapannya terkunci pada kepalanya, yang sedari tadi tergedek ke kiri dan kanan.

Setelah beberapa saat, barulah Erik mengerti, kepalanya tergedek bukan karena sebab. Melainkan, tepat di lehernya, rupanya menahan berat kepalanya, apalgi bila lehernya patah.

Saat itu, Erik sadar, sedari tadi ia melihat sosok kuntilanak yang sering ia dengar ada di hutan.

Umumnya, memang sering terdengar bahwa penghuni atau penunggu di dalam hutan adalah korban-korban kecelakaan atau bencana-bencana yang tidak umum.

Kini, setelah melihatnya dengan mata kepala sendiri, Erik akhirnya tay bahwa mereka memang nyata.

Damar sudah kembali, mereka pun melanjutkan perjalanan. Rencananya sendiri, mereka harus sudah menempuh setengah dari jalur pendakian, yang menurut Damar, bila di lihat dari lama jam mereka berjalan, tidak jauh lagi…

Bersambung… (Bersumber dari Twitter @simplem81378523 / PARISAINI R ZIDANIA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *